REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim yang beranggotakan petugas dari Dinas Kesehatan, Bagian Kesejahteraan Rakyat, Pemerintah Desa, dan Pemerintah Kecamatan menggelar program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) rutin dan masih menemukan banyak jentik di Desa Sariharjo dan Sendangadi. Angka bebas jentik masih di bawah standar.
Tim bersama kader melihat langsung tempat penampungan air seperti bak mandi atau jamban, tempat cuci, dan kebun. Mereka menemukan 13 titik positif Jentik dari 57 rumah yang dikunjungi. Angka Bebas Jentik (ABJ) mencapai 75,43 persen, masih di bawah angka standar yaitu minimal 95 persen.
"Meski masih ditemukan jentik di tanaman air, ban bekas, tetapi kesadaran warga dusun Sedan, Sariharjo Ngaglik sudah baik dalam kebersihan dalam rumah," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Mafilindati Nuraini, Jumat (6/6).
Tim juga memonitor jentik di Dusun Mlati Krajan, Desa Sendangadi, Mlati di 50 titik. Dari pantauan tersebut, tim menemukan 18 titik yang positif jentik. Angka bebas jentik juga masih di bawah standar yakni 63,3 persen.
Dari pemeriksaan jentik tersebut, tim menyarankan warga untuk menjaga kebersihan jamban dan bak mandi dengan menguras secara rutin. Selain dari keluarga, kebersihan lingkungan dinilai juga perlu didukung aparat pemerintah desa setempat. Aparat diminta aktif untuk mengingatkan warga dalam pemberantasan sarang nyamuk.
Pemberantasan sarang nyamuk menjadi program intensif di Sleman mengingat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang sepanjang tahun. Meski demikian, jumlah penderita DBD di Sleman di awal 2014 tercatat cenderung menurun. Pada Januari, jumlah penderita DBD mencapai 73 orang. Jumlah tersebut turun pada Februari dan Maret yang masing-masing mencapai 62 dan 55 orang. Sementara, penderita DBD pada April mencapai 22 orang.