Sabtu 07 Jun 2014 21:03 WIB

Ekspor Kakao Lampung pada Mei Capai 810 Ton

Biji kakao
Foto: Adnan/Antara
Biji kakao

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ekspor kakao Provinsi Lampung pada Mei 2014 sebanyak 810 ton yang nilainya mencapai 2,37 juta dolar Amerika Serikat.

"Jumlah itu cukup lumayan karena panen kakao saat ini sedikit," kata Kepala Dinas UMKM Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Lampung Choria Pandarita didamping Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negerinya, Ratna Dewi, di Bandarlampung, Sabtu (7/6).

Ia menyebutkan belum semua sentra perkebunan kakao di Lampung panen sehingga volume ekspornya masih sedikit untuk bulan ini. Menurutnya, kakao masih merupakan komoditas unggulan Lampung disamping hasil perkebunan lainnya seperti kopi, sawit, lada, dan kopra. Komoditas kakao merupakan salah satu penyumbang devisa cukup besar bagi daerah ini.

Sementara itu, harga komoditas kakao atau cokelat di tingkat petani Kabupaten Lampung Selatan sejak beberapa pekan terakhir bertahan tinggi mencapai Rp 25.000 per kilogram.

"Saat ini panenan kakao petani sedikit, sehingga membuat harganya naik," kata Sugiyanti salah satu petani di Desa Kertosari Kecamatan Tanjungsari Lampung Selatan.

Ia menyebutkan kakao yang harganya mencapai Rp 25.000/kg itu untuk jenis kering berkualitas, sedangkan kakao asalan berkisar Rp 20.000--22.000/kg di tingkat pengumpul.

Selain itu, tanaman kakao saat ini mudah sekali terserang penyakit yang membuat banyak buahnya berjatuhan sebelum tua siap panen.

Petani setempat lainnya, Hasan, mengatakan saat ini harga kakao memang cukup tinggi dibandingkan dengan sebelumnya karena pasokan bijinya sedikit. "Satu pohon paling dua buah yang bisa dipanen selebihnya berguguran sebelum dipanen," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini produksi kakao juga sangat minim karena tanaman lebih banyak terserang penyakit sejak bertahun-tahun lalu."Tanaman kakao sekarang kurang menjadi idola petani meski harganya tinggi karena rentan serangan penyakit," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement