REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan III era Orde Baru, Dr. Ir. Abdoel Raoef Soehoed meninggal dunia, Sabtu (7/6), dalam usia 94 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Pria kelahiran 2 Maret 1920 menghembuskan nafas terakhirnya pukul 07.45 WIB akibat sakit yang sudah lama dideritanya.
Seusai disemayamkan di kediamannya jalan Maluku Nomor 3 Menteng, Jakarta Pusat, jenazah almarhum dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian Imam Haryono mewakili Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat yang sedang berada di luar kota.
Dirjen PPI mengatakan, upacara kebesaran ini dilaksanakan sebagai penghormatan dan penghargaan Pemerintah atas jasa, dharma bakti, dan pengabdian almarhum kepada negara dan bangsa semasa hidupnya.
“Dengan kepergian almarhum, kita semua telah kehilangan seorang pejuang dan putra terbaik bangsa yang selalu memegang teguh prinsip-prinsip perjuangan, setia kepada Negara dan telah bekerja keras dalam mengemban setiap tugas Negara yang menjadi tanggung jawabnya,” ujar Dirjen PPI dalam sambutannya sebagai Inspektur Upacara.
Abdoel Raoef memulai kariernya sebagai guru di berbagai sekolah tehnik sambil menyelesaikan pendidikannya sebagai perwira TNI Angkatan Udara. Selanjutnya, Abdoel ikut membidani penanaman modal hingga terbentuknya BKPM, menjabat anggota Dewan Pertimbangan Agung, serta selama 23 tahun sejak 1976 – 1999 menjabat sebagai Ketua Otorita Asahan dalam merintis dan merealisasikan pembangunan proyek pembangkit listrik dan peleburan alumunium hingga terwujudnya PT Indonesia Asahan Alumunium (PT Inalum), yang saat ini seluruh sahamnya telah mejadi milik nasional.
Atas pengabdiannya tersebut, Abdoel Raoef dianugerahi berbagai tanda jasa, diantaranya Bintang Mahaputera Pradana, Bintang Mahaputera Utama, Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia, Bintang Swa Bhuwana Paksa Naraya, Satya Lencana Dwidyasistha, Satya Lencana Perang Kemerdekaan, dan Satya Lenana Kesetiaan. Di samping itu, atas pengabdiannya di bidang tehnik, pada tahun 2003 almarhum dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia.