REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -– Produksi komoditas pangan strategis dalam empat tahun terakhir umumnya menunjukkan kinerja yang baik. Kineja produksi padi mengalami peningkatan rata-rata 2,6 persen per tahun dari 64,4 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun 2009 menjadi 71,29 juta ton GKG pada 2013.
Produksi jagung juga meningkat rata-rata 1,39 persen per tahun dari 17,63 juta ton jagung pipilan kering tahun 2009 menjadi 18,51 juta ton tahun 2013. Produktivitas kedelai per hektarenya juga meningkat 1,39 persen per tahun. "Namun produksinya menurun karena terjadi persaingan areal tanam dengan jagung, yang mengakibatkan luas panen kedelai menurun rata-rata 6,54 persen per tahun,” Menteri Pertanian Suswono menyampaikan hal itu pada pembukaan kegiatan Pekan Nasional (Penas) XIV Petani dan Nelayan, Sabtu (7/6) lalu di Malang, Jawa Timur.
Mentan mengungkapkan, komoditas pangan strategis lainnya yang mengalami peningkatan adalah tebu. Dalam kurun empat tahun terakhir produksi tebu mengalami peningkatan rata-rata 1,48 persen dari 17,22 juta ton tahun 2009 menjadi 19,67 juta ton tahun 2013.
“Produksi daging sapi juga mengalami peningkatan rata-rata 7,49 persen per tahun,” lanjut Suswono seperti dalam siaran persnya yang diterima ROL, Ahad (8/6).
Menurut Mentan, peningkatan kinerja produksi tersebut patut disyukuri di tengah situasi tantangan yang tidak mudah. Tantangan tersebut meliputi; defisit lahan pertanian produktif akibat konversi lahan yang makin meningkat, kepemilikan lahan petani yang sempit, perubahan iklim, bencana alam, dan gejolak perubahan ekonomi global.
“Kemampuan kita meningkatkan produksi di tengah persoalan pertanian yang makin kompleks adalah wujud kinerja para petani, pelaku usaha, dan pemerintah yang masih andal,” terang Suswono dalam sambutan yang disampaikan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ke depan, lanjut Mentan, tantangan semakin berat sehingga diperlukan inovasi secara berkesinambungan dan kerja keras semua pihak agar hasil-hasil yang telah dicapai dapat ditingkatkan.