Ahad 08 Jun 2014 14:55 WIB

Sebagai Kota Niaga dan Jasa, Roda Ekonomi Depok Capai Rp 20 Triliun

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Nur Mahmudi
Nur Mahmudi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Kota Depok sebagai kota niaga dan jasa kini perputaran roda ekonominya sudah mencapai Rp 20 triliun per tahun. ''Kota Depok merupakan tempat pelaku ekonomi dan investasi. Perputaran ekonominya sudah mencapai Rp 20 triliun per tahun. Silahkan kelola dengan sebaik-baiknya,'' ujar Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail usai membuka acara Gebyar Ekonomi Syariah yang digelar mahasiswa STEI SEBI di lantai 3 Mall Depok, Jawa Barat (Jabar), Sabtu, (7/6).

Menurut Nur Mahmudi, di Depok saat ini sudah banyak berdiri berbagai macam bank termasuk bank-bank syariah. Karena itu, pelaku ekonomi syariah harus terus memiliki peluang selain perbankan syariah juga berkembang pesat manajemen bisnis syariah .

''Penyelenggaraan kampanye ekonomi syariah di Depok harus terus digalakkan sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke sistem ekonomi Islam yang adil tampa jeratan riba,'' terang Nur Mahmudi.

Ketua Panitia Gebyar Ekonomi Syariah, Taufik Fadilah mengatakan, acara Gebyar Ekonomi Syariah ini merupakan kegiatan kebanggaan kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI dengan tujuan mensosialisasikan ekonomi syariah kepada masyarakat luas. Sosialisasi dilakukan dengan cara yang mudah diterima masyarakat, diantaranya gebyar muslimah, talkshow, bedah buku, dan penampilan seni.

Ketua Umum STEI SEBI, M.Asmeldi Firman, MM,Ak,CA, BKP mengatakan, Gebyar ekonomi syariah ini merupakan kegiatan rutin yang kedelapan kalinya dilaksanakan. Tujuannya memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang ekonomi syariah. Salah satunya dalam bentuk Olimpiade Ekonomi Syariah Nasional (OESN) tingkat SMA.

''Kita kenalkan kepada pelajar yang akan memasuki dunia kerja tentang ekonomi syariah. Selama ini masyarakat mengenal ekonomi syariah hanya sebagai lembaga keuangan saja, padahal ada manajemen bisnis dengan sistem syariah,'' tutur Asmeldi.

Tahun ini, kata Asmeldi, STEI SEBI telah membuka jurusan manajemen keuangan dengan konsentrasi kewirausahaan. ''Kita ajarkan praktek-praktek kewirausahaan menurut ajaran Islam. Kita latih mereka untuk menjadi seorang wirausaha yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan perekonomian di Indonesia dimasa datang,'' tandasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement