REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG —- Aplikasi Google Map yang biasa digunakan Pemprov Jabar dalam waktu dekat segera ditinggalkan. Selanjutnya, proses pembangunan infrastruktur di Jabar akan beralih menggunakan peta yang dikeluarkan Badan Informasi Geospasial (BIG)/Bakorsurtanal.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Denny Juanda, pemanfaatan peta BIG akan dimulai pada sejumlah proyek infrastruktur Jabar mulai 2014 ini. Jabar, akunya, sudah memiliki payung hukum berupa Perda satu data yang sudah disahkan tahun lalu.
Menurut Denny, pemakaian peta BIG dilatarbelakangi persoalan adanya perbedaan ketelitian dibanding memakai google map. Ke depan, Pemprov Jabar akan jauh lebih dimudahkan jika hendak menentukan titik-titik pembangunan infrastruktur. “Kalau Pak Gubernur ingin membuat jalan tol, jalur kereta petanya tidak akan lagi pakai google, tapi BIG,” ujar Denny kepada wartawan akhir pekan lalu.
Denny mengatakan, agar pemakaian peta BIG ini memiliki kekuatan hukum, Pemprov Jabar akan segera menjalin nota kesepahaman dengan BIG dalam waktu dekat. Jika sudah dikukuhkan, maka seluruh data spasial dan proyek-proyek nasional yang ada di Jabar akan memakai peta tersebut. “Ini menuju one map Indonesia,” katanya.
Pemakaian peta ini juga, kata dia, berlaku bagi proyek-proyek yang sudah berjalan seperti Bandara Kertajati, Tol Cisumdawu dan lain-lain. Menurutnya, pemakaian peta untuk proyek yang sudah jalan disebut as build drawing. “Peta proyek lama tetap harus dimasukan menjadi satu peta di BIG ini,” katanya.
Dikatakan Denny, dari peta ini nantinya proyek yang sudah berjalan bisa terlihat sejumlah hambatan di lapangan. Dia menunjuk proyek Tol Cisumdawu yang di lapangan banyak kendala seperti konstruksi yang harus menembus terowongan. “Bandara, jalan tol, pelabuhan, tapi yang lebih menarik adalah proyek mengentaskan kemiskinan,” katanya.