REPUBLIKA.CO.ID, BALIGE -- Pemkab Toba Samosir (Tobasa) Sumatera Utara masih mengandalkan lima kecamatan sebagai sentra utama produksi padi guna memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk di daerah tersebut.
"Lima daerah yang merupakan sentra produsen utama yang paling diandalkan itu, yakni Kecamatan Uluan, Tampahan, Balige, Laguboti dan Kecamatan Bonatualunasi," kata Penyuluh Lapangan Dinas Pertanian Tobasa, Siahaan, di Balige, Senin.
Disebutkannya luas panen padi di daerah ini mencapai luas 22.237 hektar dengan produksi sebanyak 120.167 ton dan produktivitas sebanyak 58.60 kuintal per hektar.
Memang, kata dia, dari sebanyak 16 Kecamatan yang ada, hampir semua menghasilkan padi. Meski mengandalkan lima kecamatan itu sebagai sentra produksi utama, sebanyak 11 kecamatan lainnya juga memiliki kontribusi besar dalam memenuhi target produksi padi di wilayah tersebut.
Sebab, kata Siahaan menjelaskan, sebagian besar penduduk di Kabupaten yang terletak pada bagian tengah provinsi Sumatera Utara itu mengagantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Bahkan, menurutnya, salah satu pilar pembangunan di kabupaten ini, yakni terciptanya pertanian yang maju. Hal itu menunjukkan kemauan yang kuat dari pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Ia menambahkan sektor pertanian memberi kontribusi cukup besar dalam pembentukan PDRB Tobasa, yaitu sekitar 24,47 persen terhadap total PDRB.
"Pertanian menjadi sektor andalan bagi kabupaten Tobasa dalam menggerakkan perekonomian daerah," kata Siahaan.
Dapot Simanjuntak, petani dari Kecamatan Tampahan meminta agar Dinas Pertanian setempat dapat melakukan pengawasan distribusi pupuk yang lebih ketat, sehingga produksi padi mereka dapat dipertahankan.
Selain itu, dia juga berharap pihak pemerintah dapat membantu petani dengan memberikan benih unggul, supaya produktivitas padi petani semakin meningkat.
"Pemerintah daerah perlu mendukung petani dengan memberikan bantuan benih berkualitas dan penyediaan pestisida yang bagus serta pendistibusian pupuk yang cukup," harapnya.