Oleh: Mohammad Akbar
Pengaruh lokalitas
Warna putih yang memberi kesan pemanis ini ternyata juga terlihat pada bagian dentil atau hiasan berbentuk jejeran gigi-gigi yang ada di bawah bangunan penopang horizontal.
Lalu, warna putih ini juga masih terlihat pada permainan garis-garis horizontal layaknya pola garis pada bangunan minimalis masa kini. Namun, garis-garis berwarna putih itu tidak dihadirkan secara masif.
Sedangkan, penanda lain yang mengarahkan bangunan ini mengadopsi pada gaya arsitektur Moor dapat juga dilihat pada bagian atap. Dalam hal ini, model kubah masjid ini menyerupai bentuk bawang.
Ini juga menjadi salah satu ciri khas dari arsitektur ini. Pada bagian kubah ini, tampilannya terlihat sederhana dengan pilihan warna hitam pekat.
Jumlah kubah yang ada di masjid ini sebanyak lima. Mengutip informasi yang ada di laman resmi Pemerintah Kota Setar, Kedah, jumlah kubah itu menjadi simbolisasi dari rukun Islam yang berjumlah lima.
Dari tampilan luar ini, diakui pula adanya pengaruh yang cukup kuat dengan unsur lokalitas. Unsur lokalitas ini merujuk pada tampilan yang terdapat pada Masjid Azizi yang berada di Langkat, Sumatra Utara. Keduanya sama-sama memiliki pengaruh arsitektur Melayu.
Sebagaimana umumnya masjid, bangunan ini memiliki pula minaret atau menara. Bentuk minaretnya berbentuk kerucut dengan bagian ujung lebih terlihat meruncing. Fungsi dari minaret ini menjadi penyebar suara azan kepada khalayak sekitarnya.
Namun, bentuk minaret di masjid ini tidak banyak memainkan bentuk. Posisinya pun dibuat menyatu dengan bangunan utama.
Memasuki bagian interior, pengaruh Moorish masih tetap terasa. Ini tecermin dengan bentuk lengkungan yang menghiasi hampir di setiap sudut. Di antaranya, kita akan bisa melihat secara jelas ketika hendak memasuki masjid. Lengkungan dengan bagian tengah yang meruncing ini bisa dilihat pada penghias bagian pintu masuk masjid.