REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Panitia pelaksana laga Tim Nasional (Timnas) U-19 dengan Pra Pon Aceh U-21 di Stadion Harapan Bangsa Lhoongraya, Banda Aceh pada 6 Juni 2014 memperoleh Rp1 miliar dari hasil penjualan tiket pertandingan tersebut.
"Hingga hari ini kami mendata pemasukan dari penjualan tiket mencapai Rp1 miliar. Pendataan hasil penjualan tiket ini masih berlangsung," kata Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Khaidir TM di Banda Aceh, Senin.
Pada pertandingan itu sendiri dimenangkan Timnas U-19 dengan skor empat gol. Ke empat gol tersebut masing-masing dicetak Miftahul Hamdi, Dinan Yahdian, Hendra Sandi Gunawan, dan Evan Dimas.
Khaidir TM menyebutkan, panitia mencetak sekitar 30 ribu lembar tiket dengan harga Rp40 ribu, Rp60 ribu, dan Rp80 ribu. Sedangkan tiket tersisa atau tidak laku terjual mencapai 3.000-an lembar.
"Sedangkan penonton diperkirakan lebih dari 45 ribu orang. Kami heran juga mengapa jumlah penonton lebih banyak ketimbang tiket terjual. Ini akan menjadi evaluasi kami," kata dia.
Dari pendapatan harga tiket pertandingan tersebut, kata dia, digunakan untuk membiayai akomodasi serta transportasi Timnas U-21 selama di Aceh. Sedangkan transportasi dari Jakarta ke Aceh belum ada kabar, apakah dibebankan ke panitia pelaksana atau tidak.
Kemudian, untuk membantu sejumlah sekolah sepak bola atau SSB seperti yang dipersyaratkan PSSI Pusat serta sumbangan untuk pemain Persiraja yang meninggal dunia akibat insiden saat bertanding di lapangan.
"Kami juga memberi sedikit untuk petugas keamanan. Sedangkan lainnya membiayai pelatihan, akomodasi, maupun uang saku pemain Tim Aceh U-21," ujar Khaidir TM.
Jika nanti dari pendapatan tersebut ada tersisa, sebut dia, maka digunakan membayar utang Asosiasi PSSI Aceh selama ini. Sebab, tidak ada kas organisasi ketika pengurus Asosiasi PSSI Aceh dilantik beberapa bulan lalu.
"Dana dari hasil pertandingan ini juga akan digunakan untuk membiayai program-program Asosiasi PSSI Aceh. Kami juga menegaskan bahwa kami tranparan soal dana yang didapat dari laga Timnas U-19 di Aceh," kata Khaidir TM.