REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku usaha pelayaran menyesalkan penutupan alur pelayaran Sungai Barito, Marabahan di Kabupaten Barito Kuala sejak 5 Juni 2014 oleh Dinas Perhubungan setempat atas perintah Bupati Barito Kuala sehingga kegiatan pelayaran dari hilir ke hulu terhenti.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, pihaknya memprotes keras terhadap Bupati Barito Kuala atas penutupan alur pelayaran yang keliru tersebut. keberadaan alur tersebut dilindungi UU dan penggunaan alur ini juga dilindungi oleh UU.
"Saya mengharapkan kepada Bupati Barito Kuala untuk memperbolehkan armada pelayaran beroperasi seperti semua. Bila tarif belum disepakati, sebaiknya dibicarakan yang rasional atas permintaan tarif yang diinginkan. Karena tarif yang tidak rasional sangat mengancam kebangkrutan perekonomian setempat dan nasional," katanya seperti dikutip dari rilis, Senin (9/6) sore.
Dia mengkhawatirkan penutupan alur ini akan menyandera perekonomian masyarakat setempat dan berdampak luas bahkan merugikan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
"Soal alur ini, kami mengikuti aturan yang ada. Kalau ditutup, kami juga tidak bisa beroperasi. Kami minta maaf kepada masyarakat. Bisnis as usual seharusnya tetap jalan. Keselamatan dan keamanan pelayaran selama ini tidak ada masalah. Seharusnya Bupati setempat memahami konteks permasalahan yang seutuhnya, tidak menggunakan wewenang yang sepihat. Jelas saya protes keras atas kebijakan Bupati Barito Kuala."
Menurut Carmelita, Pemerintah Daerah harusnya membiarkan proses negosiasi tarif tanpa ada intervensi termasuk dengan menutup alur karena masalah alur itu ranahnya Kementerian Perhubungan. "Saya tidak ingin, kegiatan operasional dari Stakeholders kami disandera sehingga tidak beroperasi. Mereka berteriak kepada kami. Ini sudah menjadi preseden buruk."
INSA memperkirakan kerugian akibat penutupan alur ini, khususnya dari sektor tambang dan pelayaran hampir mencapai 15 juta dolar AS per hari. Angka itu didapatkan dari perkirakan muatan yang diangkut sebanyak 250 ribu ton perhari dari mulut Barito.