Selasa 10 Jun 2014 13:59 WIB

Senkom Mitra Polri Gelar Rakernas

Logo Senkom Mitra Polri.
Foto: Senkom.or.id
Logo Senkom Mitra Polri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, Selasa (10/6), menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) di Jakarta pada 10-12 Juni.

Ketua Umum Senkom Mitra Polri Muhamad Sirot dalam sambutannya saat pembukaan rakernas mengatakan, tugas Senkom Mitra Polri adalah membantu pemerintah terutama dalam informasi-informasi deteksi dini kamtibmas, kebencanaan serta pertahanan dan keamanaan nasional.

“Dengan demikian, setiap gejala konflik dan kejadian-kejadian di masyarakat dapat cepat dilaporkan, diantisipasi, dilokalisir dan cepat mendapat penanganan,” ujarnya dalam rilis yang diterima ROL, Selasa (10/6).

Senkom Mitra Polri, kata Sirot, juga turut membantu dalam pemantauan arus mudik maupun libur hari besar nasional. Personel Senkom juga diturunkan untuk pemantauan lalu-lintas dan Kamtibmas di NTMC Korlantas Mabes Polri dan pusat pemantauan nasional di Departemen Perhubungan.

“Sebagaimana kita ketahui, sebentar lagi akan ada arus mudik Hari Raya Idul Fitri. Tahun lalu Senkom ada di 613 titik posko, diharapkan tahun ini dapat lebih meningkat agar angka kecelakaan dan gangguan Kamtibmas semakin dapat diminimalkan,” kata Sirot.

Saat ini  jumlah anggota Senkom Mitra Polri mencapai 1,7 juta orang. Dan baru saja dilakukan perekrutan anggota baru sebanyak 66 ribu personel di 23 ribu titik.

Organisasi ini telah menjadi bagian penting dalam mengawal setiap program pemerintah. Terutama menjadi mitra bagi kepolisian, TNI serta lembaga pemerintah lainnya maupun mitra bagi masyarakat secara luas.

Sirot menjelaskan, personel Senkom Mitra Polri juga merupakan unsur ratih (rakyat terlatih) dapat menjadi kekuatan cadangan (kuatcad) bilamana negara membutuhkan. Senkom Mitra Polri berupaya membantu terciptanya stabilitas nasional yang kondusif juga.

“Dengan stabilitas nasional yang kondusif, maka akan tercipta suatu kehidupan sosial, politik, ekonomi yang kondusif sebagaimana dicita-citakan dalam amanat pembukaan UUD 1945,” kata Sirot.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement