Oleh: Heri Ruslan
Perhatian yang dicurahkan para sahabat tersebut menginsipirasi Khalifah Umar bin Abd Al-Aziz untuk menuliskan seruan kepada segenap umat.
Surat tersebut ditujukan kepada Ibnu al-Jauzi. Catatan yang dibuat secara khusus untuk menyerukan kepada umat agar gemar dan memperbanyak bershalawat.
Apalagi, dikatakan sang Khalifah, umat Islam telah sibuk dengan aktivitas dan rutinitas duniawi sehingga melalaikan akhirat. Masyarakat lebih mengelu-elukan para pemimpin dan pejabat daripada menghormati dan mengagungkan Nabi Muhammad, Rasulullah SAW.
“Sampaikan surat saya kepada mereka dan serukan agar bershalawat kepada para nabi, serta berdoa untuk seluruh umat Islam, lalu hiraukan selain semua itu,” tulis Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam surat itu.
Mengingat pentingnya bershalawat, para ulama mempunyai inisiatif untuk membuat dokumentasi tentang shalawat.
Meski begitu, tulisan yang secara khusus membahas tentang shalawat sangat minim. Karena itu, kitab yang ditulis oleh Imam Ismail bin Ishaq (282 H) bisa dikatakan sebagai referensi yang langka.
Selain belum terdapat kitab yang secara khusus memaparkan hadis-hadis yang berkaitan dengan keutamaan dan tata cara bershalawat, keberadaan naskah kitab ini cukup sulit ditemukan.
Tidak hanya oleh sarjana Muslim, para peneliti Barat sekelas Brockleman saja luput menyertakan kitab ini ke dalam daftar penelitiannya.