Rabu 11 Jun 2014 00:41 WIB

Anggota Brimob Lepas Tembakan, Warga Merasa Tertekan

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Hazliansyah
Brimob
Foto: Berita Daerah
Brimob

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Anggota Brimob berseragam lengkap melepaskan tembakan di kawasan Jalan Juanda, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat (Jabar), Selasa (10/6).

Penembakan yang diarahkan ke udara dan tanah itu diduga atas kekesalan anggota Brimob saat menanyakan ke warga masalah lahan RRI yang dikuasai beberapa warga pemukiman liar.

Salah seorang warga, Aris (45 tahun) yang merupakan saksi dari peristiwa ini menuturkan, kejadian berawal ketika enam anggota Brimob membagikan surat edaran kepada sekitar 400 kepala keluarga yang menempati 65 hektar lahan milik RRI.

Surat edaran yang ditandatangani Direktur LPP RRI, Rosarita Niken Widiastuti, menyatakan agar warga segera mengosongkan lahan dalam waktu 14 hari setelah surat edaran itu diterima.

Usai membagikan surat edaran tersebut, keenam oknum anggota brimob itu juga memasang plang yang menyatakan lahan tersebut adalah milik RRI.

''Belasan warga langsung berkerumun menanyakan surat edaran dan maksud dari pemasangan plang itu. Tahu-tahu, salah satu anggota Brimob yang pegang senjata laras panjang menembak, untungnya tidak ada yang kena karena ditembakan ke tanah dan ke udara,'' ungkap Aris.

Tembakan yang berjarak tidak jauh dari kerumunan warga itu tentu membuat panik. Warga pun berhamburan masuk ke dalam rumah masing-masing.

Sejumlah oknum Brimob itu sebagian dikenal identitasnya oleh warga lantaran diseragamnya tertulis dengan jelas nama dan satuannya. Beberapa diantaranya adalah Brigadir JR Wanma, Aipda Jento, dan Isak.

''Yang tiga lagi kami tidak lihat jelas namanya. Akibat peristiwa ini kami pun merasa tertekan,'' terang Aris.

Kapolsek Sukmajaya Komisaris Agus Widodo mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus penembakan ini.

''Ini masih kami dalami. Kami masih memintai keterangan para saksi-saksi,'' tandas Agus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement