Rabu 11 Jun 2014 09:24 WIB

Kompolnas Berencana Periksa Petinggi Polri

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Anggota Kompolnas Baru (searah jarum jam) Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yiatu Menko Polhukam Djoko Suyanto (Ketua), Menteri Dalam Negeri (Wakil Ketua) Gamawan Fauzi, Adrianus Eliasta Meliala (anggota), Brigjen Pol (Purn) Syafriadi Cut Ali
Foto: Antara
Anggota Kompolnas Baru (searah jarum jam) Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yiatu Menko Polhukam Djoko Suyanto (Ketua), Menteri Dalam Negeri (Wakil Ketua) Gamawan Fauzi, Adrianus Eliasta Meliala (anggota), Brigjen Pol (Purn) Syafriadi Cut Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi kepolisian nasional (Kompolnas) berencana meminta keterangan perwira tinggi polri terkait pertemuan dengan timses capres Jokowi, Trimedya Panjaitan dan anggota KPU, Hadar Nafis Gumay.

Perwira tinggi tersebut adalah kalemdikpol Polri, Komjen Pol Budi Gunawan. "Kita berencana mengundang Pak BG untuk klarifikasi soal itu. Kita perlu informasi yang lengkap dan rinci bagaimana sebenarnya kejadian itu," kata Komisioner Kompolnas, Edi Hasibuan, saat dihubungi, Selasa (10/6).

Budi Gunawan sempat menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri. Menurut Edi, menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri, bukan hal mudah bagi perwira berbintang tiga ini untuk bisa mempengaruhi timses Jokowi, apalagi agar bisa jadi kapolri.

Pihaknya sudah menerima laporan dari Polri terkait Budi Gunawan. Namun demikian, Edi mengatakan, penjelasan langsung dari Budi Gunawan sangat penting agar informasinya tak simpang siur. "Kalau untuk kepentingan politik rasanya sangat jauh, kebetulan dia mantan ajudan Megawati, tapi sejujurnya dia tak punya kekuatan untuk mempengaruhi karena dia bukan Kapolda," terang Edi.

Sejauh ini, Edi berpendapat, tidak ada agenda terselubung dalam pertemuan perwira tinggi itu dengan timses Jokowi. Dia mengatakan, Polri sudah menjeskan ke Kompolnas jika pertemuan itu tanpa disengaja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement