Rabu 11 Jun 2014 10:27 WIB

Jadi Produser Musik, Barry Likumahuwa Ciptakan Karya Idealis

Red: M Akbar
FESTIVAL JAZZ. Penampilan seorang musisi jazz Indonesia, Barry Likumahuwa, di Jazz Traffic Festival 2011 di Surabaya, Minggu (27/11). Perhelatan musik jazz bertajuk 'Jazz Traffic Festival 2011' yang digelar di dalam dan luar ruangan tersebut, menampilakn p
Foto: ANTARA/Eric Ireng
FESTIVAL JAZZ. Penampilan seorang musisi jazz Indonesia, Barry Likumahuwa, di Jazz Traffic Festival 2011 di Surabaya, Minggu (27/11). Perhelatan musik jazz bertajuk 'Jazz Traffic Festival 2011' yang digelar di dalam dan luar ruangan tersebut, menampilakn p

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisa melahirkan karya yang jujur, tanpa mau dipusingkan lagi oleh selera pasar, tentunya menjadi keinginan banyak musisi. Keinginan itulah yang kini menyelimuti diri Barry Likumahuwa.

Putra dari musisi jazz Benny Likumahuwa ini ternyata tengah memiliki kesibukan baru. Bersama dengan Dimas Pradipta dan Doni Joesran, Barry kini tengah mencoba melahirkan musisi idealis lewat proyek bernama Feel Good Collective.

Dalam proyek ini, Barry berperan sebagai produser. Sedangkan musisi muda berbakat yang turutserta dalam proyek idealis tersebut ada Albert Fakdawer, Adinda Shalahita, Boyz II Boys, Ray Monte, Athina Nelwan, Ivan Saba, Ryan Valentinus dan juga Indra Aziz.

''Melalui proyek ini kami ingin berkarya yang jujur dan apa adanya. Tapi tentunya tetap berkeyakinan bahwa pasar untuk musik seperti ini masih bisa diterima oleh beberapa segmen penikmat musik,'' kata Barry dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Rabu (11/6).

Untuk menjalankan proyek ini, Barry ternyata memiliki cara tersendiri. Pilihannya adalah menjual karya anak asuhnya tersebut melalui distribusi digital semacam iTunes. Ia pun sangat terbantu dengan adanya sokongan yang diberikan dari pihak INSIDE yang berperan sebagai agensi distribusi digital.

''Saya rasa berjualan melalui distribusi digital ini menjadi jualan secara direct selling yang sangat penguntungkan kami para musisi. Lalu secara produksi juga menjadi lebih low cost, prosesnya pun cepat dan tentunya sangat sesuai dengan era sekarang,'' ujar pemain bass ini.

Hadirnya model penjualan semacam ini membuat Barry tak pernah merasa patah arang untuk melahirkan karya-karya idealis. ''Melalui jualan seperti ini kita akan lebih  dipacu untuk kreatif tanpa perlu mengorbankan idealisme kita dalam berkarya,'' kata pria yang sangat mengidolakan John Mayer ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement