Oleh: Nidia Zuraya
Puncak peradaban
Sultan Ahmad al-Mansur yang memerintah tahun 1578-1603 dikenal sebagai sosok penting bagi Eropa dan Afrika pada akhir abad ke-16.
Tentaranya yang kuat dan wilayah kekuasaannya yang luas dan strategis, menjadikannya sebagai pemain penting pada periode Renaissance akhir.
Di bawah kepemimpinannya, Marrakech yang merupakan ibu kota pemerintahan Dinasti Saadi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota terindah di dunia dan kaya akan khazanah peradaban Islam, khususnya dalam bidang arsitektur.
Pada masa pemerintahan Sultan al-Mansur, bangunan Istana El-Badi dianggap sebagai mahakarya arsitektur Islam dan puncak peradaban dari Kota Marrakech.
Pembangunan istana megah ini berlangsung dari tahun 1578-1603 M. Rancangan bangunan istana ini banyak dipengaruhi oleh bangunan Istana Alhambra di Granada, Spanyol.
Bangunan asli Istana El-Badi terdiri atas ratusan kamar. Sebagian pihak menyebutkan, jumlahnya mencapai 360 kamar dan sejumlah ruang paviliun yang mengelilingi halaman seluas 135x110 meter.
Bagian halaman ini dilengkapi dengan sebuah taman serta sebuah kolam berukuran 90x20 meter. Ruang-ruang kamar pada bangunan istana ini dihiasi dengan aneka batuan marmer asal Italia dan ornamen emas yang didatangkan langsung dari Sudan.
Di samping taman pada halaman tengah, di dalam kompleks Istana El-Badi juga terdapat empat kebun terbuka yang dikelilingi oleh tembok tinggi yang merupakan pagar pembatas antara kompleks istana dan dunia luar. Kebun-kebun terbuka tersebut banyak ditanami oleh berbagai jenis tanaman, terutama pohon jeruk.