Rabu 11 Jun 2014 18:26 WIB

Pertobatan Malik bin Dinar (2)

Selain zuhud, Malik bin Dinar juga piawai dalam ilmu agama (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Selain zuhud, Malik bin Dinar juga piawai dalam ilmu agama (ilustrasi).

Oleh: Nashih Nashrullah

Kepergian anaknya menjadi duka mendalam dan goncangan dahsyat. Malik bin Dinar kembali ke dunia hitam, bahkan lebih buruk dari sebelumnya.

Ia mengaku belum memiliki kesabaran sebagaimana idealnya seorang mukmin. “Setan pun mempermainkanku,” ujarnya.

Datanglah masa ketika setan membujuk tokoh yang pernah berguru ke Anas bin Malik itu untuk menenggak minuman haram sepanjang malam. Minuman itu membuat dirinya tertidur lelap dan bermimpi mengerikan. “Aku melihat hari kiamat,” katanya mengungkapkan.

Ia pun mengisahkan bunga tidurnya tersebut. Matahari gelap, lautan menjelma menjadi api. Bumi bergoncang. Segenap anak Adam berkumpul ketika itu secara berkelompok. Malik berada di tengah-tengah kelompok itu.

Suara misterius memanggil satu per satu segerombolan orang tersebut. Ia melihat wajah seseorang yang dipanggil menuju Sang Khaliq, begitu kelam.

Tiba-tiba, giliran suara itu memanggil namanya agar menghadap Tuhan. Padang Mahsyar yang semula penuh sesak, tak satu pun terlihat. Semua lenyap, menyisakan dirinya seorang.

Dalam mimpi itu, ia melihat seekor ular besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar dan membuka mulutnya, seolah ingin menerkam.

Ia berlari ketakutan. Di tengah pelariannya, Malik melihat seorang laki-laki tua yang lemah dan meminta tolong kepadanya. “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!”

Si tua itu menolak lantaran tak kuasa, dirinya sangat lemah. Ia hanya menyarankan agar Malik berlari ke suatu arah dengan harapan selamat. Saran itu ia ambil dan tak disangka justru di depannya terdapat jurang api yang membara.

Sementara, ular itu masih berada di belakangnya. Ia bingung bukan kepalang. Malik harus melarikan diri dari ular dan menghindar dari api. Ia lantas memutuskan berlari cepat kembali ke orang tua untuk meminta bantuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement