REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Publik harus mengkritisi berbagai pemberitaan media mengenai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sebagai acuan pilihan di Pilpres 2014. Pasalnya, saat ini masyarakat secara umum telah mengetahui dan mampu mengidentifikasi beberapa media yang secara gamblang memiliki keberpihakan terhadap calon tertentu, sehingga lebih mudah memetakan informasi.
"Harus pintar-pintar menyaring, jangan asal menjadi acuan apabila terindikasi memiliki keberpihakan dengan capres-cawapres tertentu," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Erwan Agus Purwanto di Yogyakarta, Rabu (11/6).
Menurut dia, media pada dasarnya memiliki peran penting membantu masyarakat menyediakan informasi substansial mengenai masing-masing pasangan capres-cawapres. Namun demikian, peran tersebut tidak dilaksanakan secara maksimal oleh beberapa media. "Ada beberapa media khususnya televisi yang secara terang-terangan terkesan berpihak, sehingga mudah dipahami masyarakat," katanya.
Meski demikian, menurut dia, masyarakat harus dapat memilah potensi dasar masing-masing pasangan capres-cawapres menghadapi persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini dan masa yang akan datang. "Untuk membaca lebih dalam masing-masing pasangan capres-cawapres tentu masyarakat memerlukan media. Hal ini seharusnya dapat dipenuhi oleh media secara komprehensif dan objektif," katanya.