Kamis 12 Jun 2014 11:33 WIB

Sersan Bergdahl Sering Tumpahkan 'Kegalauannya' di Facebook

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Citra Listya Rini
Facebook
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, IDAHO -- Sersan Bergdahl dikenal sangat pendiam dan lebih sering menghabiskan waktunya di kamar, untuk membaca juga menulis. Ditelaah dari halaman Facebook pribadinya, sersan berusia 28 tahun ini sering 'curhat' di media sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut.

Dikutip dari kantor berita AP, dalam sebuah post yang ditulis sebelum ia menghilang dari pos militernya di Afghanistan, ia menuliskan rasa frustasinya terhadap dunia dan ingin mengganti statusnya sebagai tentara. Ia mengkritik para komandan dan pemimpin di pemerintahan. 

Tulisannya menggambarkan 'kegalauan' tentang posisinya di Afghanistan. Dalam tulisan pribadinya, Bergdahl seperti hanya fokus pada rasa frustasi terhadap diri sendiri dan perjuangan untuk mengendalikan stabilitas mentalnya.

Akun Facebook Bergdahl ditemukan AP pada Rabu (11/6). Sebelumnya, akun tersebut ditutup sementara oleh Facebook. Bergdahl memulai Facebook dengan nama "Wandering Monk" dan post terakhirnya dibuat pada 22 Mei 2009, beberapa minggu sebelum ia ditangkap Taliban.

Seorang teman Bergdahl yang terhubung di Facebook dan juga di kehidupan nyata, Mary Robinson mengatakan Bergdahl memang orang yang pendiam dan memiliki rasa penasaran yang tinggi.

''Dia benar-benar anak yang rendah hati. Dia bukan orang yang suka berpesta atau keluar dengan beberapa anak-anak lain,'' kata Robinson.

Robinson mengatakan Bergdahl pergi ke Afghanistan dengan segala niat baik untuk mengabdi pada negaranya. Dalam post pada tanggal 22 Mei, ia mengabarkan akan menjalankan misi selama delapan jam di pegunungan Afghanistan. Misi tersebut sebenarnya menghabiskan perjalanan lima hari.

Bergdahl sering menceritakan kisahnya ketika diserang oleh pasukan musuh. ''Musuh mulai menembaki kami. Dan mereka ada di sekeliling kami. Para penembak hanya mampu melihat beberapa dari mereka. Tembakan membabi buta dimana-dimana hingga menghabiskan pohon-pohon dan batu-batu,'' tulis Bergdahl.

Kemudian Bergdahl mengatakan betapa sangat frustasi dengan segala bahaya dan situasi di sana. Teman-teman Bergdahl di Facebook terlihat mengkhawatirkan keadaan emosionalnya. Hal itu wajar karena sebelumnya, Bergdahl memiliki catatan kesehatan emosional yang tidak stabil.'

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement