REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD-- Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan serangan pesawat tanpa awak (drone) di Pakistan, Rabu (9/6) malam. Serangan tersebut ditujukan terhadap dua kubu kelompok militan di wilayah Waziristan Utara.
Dua serangan pesawat tanpa awak diluncurkan AS dalam selang waktu beberapa jam. Di lokasi yang sama, pada pukul 20.30 waktu setempat serangan drone dijatuhkan dan dilanjutkan kembali pada Kamis dini hari. Sedikitnya 16 orang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak ini. Tiga diantara orang-orang yang tewas diketahui merupakan anggota kelompok militan.
"Tiga pesawat tak berawak AS menembakan enam rudal di tempat perkumpulan kelompok," ujar seorang pejabat keamanan Pakistan pada kantor Berita AFP, Kamis (12/6).
Serangan drone datang hanya beberapa hari setelah kelompok Taliban Pakistan menggempur Bandara Internasional Jinnah di Karachi. Dalam serangan yang dilakukan Taliban tersebut, 39 orang dilaporkan tewas. 10 diantaranya adalah anggota kelompok itu sendiri.
Pada Desember lalu, AS menyetujui penghentian program drone yang diluncurkan untuk menyerang Taliban dan Al Qaeda di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Penghentian program drone oleh AS ini diminta oleh Pemerintah Pakistan, yang ingin mengejar pembicaraan damai dengan kelompok militan di negara tersebut.
AS menganggap drone adalah serangan yang sangat efektif untuk menyingkirkan kelompok-kelompok militan di Pakistan. Pada 2013, jumlah serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh AS adalah sebanyak 27. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan pada 2010, dimana AS melancarkan serangan drone hingga 122.
Pemerintah Pakistan belum secara resmi mengatakan telah menyerah pada perundingan damai yang dilakukan dengan taliban. Namun, tekanan untuk melakukan penyerangan pada Taliban semakin meningkat menyusul serangan besar di bandara Karachi Ahad lalu.
Peluncuran operasi militer di Waziristan Utara, tempat Taliban Pakistan diketahui berbasis tengah dipertimbangkan oleh Pemerintah Pakistan. Hal ini memungkinkan serangan darat di beberapa wilayah Pakistan dilakukan.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif mengatakan jika keputusan tentang operasi militer di Waziristan Utara tidak dapat ditunda lagi. Ia mengatakan jika berbagai opsi pembicaraan telah ditempuh, namun hingga kini tidak ada hasil yang tampak.
"Opsi pembicaraan telah ditempuh dengan ketulusan dari Pemerintah, namun kesepakatan nampaknya tak kunjung ditemukan," ujar Asif kepada ARY News, Kamis (12/6).
Selain Taliban, Gerakan Islam Uzbekistan (IMU) diketahui juga terlibat dalam serangan bandara Karachi tersebut. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara Taliban Pakistan, Shahidullah Shahid yang mengatakan jika IMU turut mengerahkan beberapa anggotanya dalam serangan.