REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah laporan dari Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO) menunjukkan bahwa industri manufaktur dunia telah memasuki fase pertumbuhan stabil setelah resesi berkepanjangan, dengan 5,1 persen pada kuartal pertama 2014.
"Itu adalah tingkat pertumbuhan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir," kata Farhan Haq, wakil juru bicara PBB, dalam jumpa pers reguler di New York, Kamis (12/6).
"Pertumbuhan saat ini dapat dikaitkan terutama dengan meningkatkan kondisi keuangan negara-negara industri, khususnya di Eropa," katanya, mengutip laporan tersebut.
"Namun, ekonomi-ekonomi industri yang sedang berkembang, kecuali untuk Cina, masih mengalami pertumbuhan yang rendah," tambah Haq. Menurut laporan UNIDO, produksi manufaktur di Argentina turun 1,8 persen, sementara di Brasil turun 0,2 persen dan di India turun sebesar 1,6 persen.
Pertumbuhan saat ini dapat dikaitkan terutama dengan meningkatnya kondisi keuangan dari negara-negara industri, terutama di Eropa, kata laporan itu. Negara-negara industri menyumbang hampir dua pertiga dari nilai tambah manufaktur dunia dan pertumbuhan di ekonomi-ekonomi ini telah berdampak signifikan pada manufaktur global.
Hasil (output) manufaktur naik 3,3 persen di negara-negara industri dan 9,4 persen di negara berkembang dan negara industri sedang tumbuh pada kuartal pertama 2014. Namun, tidak termasuk Cina, pertumbuhan manufaktur di negara-negara industri berkembang hanya 1,4 persen. Sedangkan manufaktur Cina tumbuh 13,1 persen.
Basis pertumbuhan saat ini di negara-negara industri telah jauh lebih luas. Hasil manufaktur naik di semua sektor industri, termasuk sektor-sektor tradisional seperti pembuatan produk makanan, tekstil dan pakaian jadi.