Jumat 13 Jun 2014 13:08 WIB

Peternak Pertanyakan Berkurangnya Pasokan Ayam ke Pasaran

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bilal Ramadhan
Jelang Ramadhan harga daging ayam meroket
Foto: Agus Bebeng/Antara
Jelang Ramadhan harga daging ayam meroket

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Sejumlah peternak ayam tradisional di Kabupaten Sukabumi mempertanyakan berkurangnya pasokan daging ke pasaran. Dampaknya, harga daging ayam di pasar mengalami kenaikan jelang datangnya bulan puasa.

Ketua Forum Peternak Ayam Pajampangan, Abdul Manaf kepada wartawan mengatakan, pasokan daging ayam ke pasaran seharusnya normal. ‘’Namun, dari pantauan di pasaran pasokan berkurang,’’ ujar dia kepada wartawan, Jumat (13/6).

Kondisi ini terang Manaf, menunjukkan adanya dugaan peternak besar yang menahan pasokan bibit ayam atau DOC dan hasil produksinya ke pasaran. Akibatnya, harga daging ayam di pasaran mengalami kenaikan yang cukup besar.

‘’Penyebab lainnya karena ayam dari Sukabumi kebanyakan dibawa keluar,’’ ujar Jumat (13/6).

Di antaranya dipasok ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dana Bandung. Seharusnya, terang Manaf, peternak besar terlebih dahulu mendistribusikan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan warga lokal Sukabumi.

Bila sudah mencukupi, maka pasokan ayam bisa dilakukan ke luar daerah.Pedagang daging ayam di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Firan (30 tahun) mengakui sempat tidak berjualan karena pasokan daging ayam yang berkurang dibandingkan sebelumnya. "Saat ini harga ayam mencapai Rpp 32 ribu per kilogram,’’ ujar dia.

Sebelumnya hanya berada pada kisaran Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram.Sementara itu harga daging sapi di pasar tradisional Kabupaten Cianjur mengalami kenaikan. Fenomena ini terjadi beberapa hari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.Saat ini harga daging sapi di pasar tradisional sudah menembus Rp 90 ribu per kilogram.

"Padahal, sebelumnya hanya Rp 80 ribu per kilogram,’’ ujar salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Aidah (45 tahun).

Kenaikan harga tersebut menyebabkan omzet penjualan yang menurun dibandingkan kondisi normal. Saat ini dalam sehari Aidah hanya mampu menjual sebanyak 20 hingga 30 kilogram daging sapi, Sebelumnya, pada hari-hari biasa bisa menjual hingga 50 kilogram.

Aidah menerangkan, kenaikan harga salah satunya diakibatkan berkurangnya pasokan. Keadaan ini menyebabkan harga daging cepat naik. Para pedagang khawatir harga daging sapi terus mengalami kenaikan.

Pada tahun sebelumnya harga daging sapi sempat menembus Rp 100 ribu per kilogram.Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur, Judi Adhi Nugroho kepada wartawan mengatakan, harga daging sapi mengalami fluktuatif menjelang datangnya puasa.

Dari pantauan di pasar, pada awal Juni lalu harganya memang sempat mencapai Rp 90 ribu per kilogram. Namun, kini harganya turun menjadi Rp 88 ribu per kilogram.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement