REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Beberapa kota di Arab Saudi akan mengalami musim panas sangat terik selama Bulan Ramadhan yang dimulai sekitar akhir Juni nanti. Diperkirakan, suhunya akan lebih dari 50 derajat Celcius dan lama puasa akan lebih dari 15 jam setiap harinya. Selanjutnya, pada akhir Ramadhan, lama berpuasa akan sedikit turun menjadi sekitar 14 jam.

Melansir Arab News pada Jumat (13/6), Kota Makkah, Madinah, Yanbu, Riyadh, dan Dammam, akan menjadi kota di Saudi dengan suhu terpanas.

Hussain Al Qahtani, juru bicara Lembaga Metereologi dan Lingkungan Saudi, menjelaskan, suhu selama Ramadhan kemungkinan bakal tetap tinggi disebabkan tekanan rendah di Semenanjung Arab. Selain itu, cuaca panas di Timur Tengah pun turut memengaruhi.

Lebih lanjut Al Qahtani mengatakan, cuaca akan bersuhu sekitar 45 sampai 50 derajat Celcius di wilayah Makkah, 42 sampai 47 derajat Celcius di Madinah, dan 44 sampai 47 derajat Celcius di Riyadh. Selanjutnya, sekitar 50 provinsi di bagian Timur, dan provinsi perbatasan Utara akan bersuhu 39 sampai 45, sedangkan di bagian Selatan, suhu menjadi 42 sampai 46.

Sebelumnya, suhu tertinggi di negeri gurun pasir itu tercatat 49,8 derajat Celcius untuk Makkah (1 Juli 1989) dan di Madinah 49 derajat Celcius (20 Juli 2005). Di Riyadh pun pernah sampai 48 derajat Celcius (25 Juli 1987) dan di Dammam 50 derajat Celcius (28 Juli 2007).

Sebagai catatan, Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam yang berdasarkan siklus bulan. Maka Bulan Puasa akan terjadi 11 hari lebih awal setiap tahun dalam kalender Masehi.

Siklus untuk setiap musim pun menghabiskan waktu sembilan tahun, sehingga kondisi semacam ini kemungkinan terjadi lagi pada 2017, tepatnya saat musim semi.

Sementara durasi puasa di Indnesia dalam kisaran 14 jam dengan suhu rata-rata 28 derajat Celcius. Namun di Jakarta sendiri suhunya bisa mencapai antara 33-44 derajat Celcius.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00