REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana segera merealisasikan pembangunan area bawah tanah di kawasan wisata Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
"Rencana pembangunan area bawah tanah Monas itu akan segera kita wujudkan, karena kita tidak mau lagi bertoleransi dengan para pedagang kaki lima (PKL)," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (13/6).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, keberadaan PKL yang berjualan di dalam kawasan Monas sangat mengganggu pengunjung dan juga merusak keindahan kota.
"Padahal, sebetulnya sejak zaman pemerintahan Gubernur Sutiyoso, PKL yang berdagang di dalam Monas sudah dipindahkan ke lapangan IRTI Monas. Tapi, satu per satu, para pedagang itu kembali berjualan lagi di dalam kawasan Monas," ujar Ahok.
Dia menuturkan pada tahun ini, pihaknya segera menyelesaikan desain ruang bawah tanah Monas. Setelah itu, kira-kira pada 2015, pembangunan fisiknya mulai dilaksanakan. "Sementara itu, untuk menentukan siapa saja pedagang yang boleh menempati ruang bawah tanah tersebut, kita akan melakukan seleksi. Jadi, penempatannya juga tidak boleh sembarangan," tutur Ahok.
Terkait pemanfaatan ruang bawah tanah di Monas, Pemprov DKI telah melakukan perbaikan terhadap Rencana Pedoman Pembangunan Fisik Monas yang disusun pada 1997.
Dalam perbaikan tersebut, telah disempurnakan mengenai rencana pembangunan ruang bawah tanah di Monas. Salah satu rencana yang diperbaiki, yakni lorong dalam ruang bawah tanah yang dapat dilalui warga sambil berjalan kaki.