REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Persero (BNI) Ryan Kiryanto menyatakan bank-bank asing mengincar pasar perbankan Indonesia yang belum tergarap dengan maksimal menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sektor keuangan pada 2020.
"Banyak dana masyarakat belum masuk ke bank dan banyak kawasan di Indonesia masih under bank atau belum ada bank," kata Ryan Kiryanto di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Ia menyebutkan rasio dana pihak ketiga (DPK) terhadap produk domestik bruto (PDB) baru mencapai 37,5 persen atau sebesar sekitar Rp3.500 triliun dari PDB.
Sementara di Singapura mencapai 147,9 persen, Malaysia w62,4 persen, Thailand 110,41 persen, Filipina 46,6z persen dan Vietnam 34,7 persen.
Dari sisi kredit, kata Ryan, volume penyaluran kredit perbankan di Indonesia juga baru mencapai 20,6 persen dari PDB.
Sementara porsi penyaluran kredit oleh perbankan di Singapura mencapai 120,6 persen dari PDB, Malaysia 117 persenn daan Thailand 85 persen.
Menurut Ryan, pasar perbankan di Singapura, Thailand dan Malaysia sudah jenuh sehingga mereka berusaha masuk ke Indonesia.
"Sebaiknya bank-bank di Indonesia lebih fokus ke pasar domestik dan ekspansi keluar merupakan pilihan kedua," katanya.
Menurut dia, bank-bank nasional sebaiknya mengamankan pasar sendiri yang belum tergarap secara maksimal.
"Jangan sampai berupaya menembus pasar negara lain yang sudah jenuh sementara halaman sendiri digarap oleh bank asing," kata Ryan.