REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina berang setelah separatis pro Rusia menembak jatuh sebuah pesawat militer Ilyushin-76 milik Ukraina. Peristiwa tersebut menewaskan 49 tentara. Pesawat angkut militer tersebut awalnya hendak mendarat di bandara di luar kota Luhansk. Ketika mendekat, pesawat dihantam rudal anti pesawat milik separatis. Luhansk merupakan kota pusat para pemberontak pemerintah di Ukraina timur.
‘’Semua yang terlibat dalam aksi terorisme ini harus dihukum,’’ kata Presiden Ukraina Petro Poroshenko tegas, dikutip Reuters. Ia mengatakannya pada Ahad sambil menyatakan hari berkabung untuk sembilan awak dan 40 pasukan yang tewas. Dalam pernyataan terpisah Poroshenko mengatakan telah memanggil kepala keamanan Ukraina untuk berkonsultasi.
Ia melakukan pertemuan dengan para kepala keamanan pada Ahad. Angkatan bersenjata akan terus mengintensifkan operasi di wilayah timur untuk mencegah perpecahan Ukraina. ‘’Demi perdamaian, kita akan bertindak tegas dan sesuai tujuan,’’ kata dia.
Jatuhnya Ilyushin-76 merusak daerah sekitarnya. Puing-puing hangus tersebar ratusan meter di ladang gandum tempat pesawat jatuh dekat desa Novohannivka, 20 km sebelah tenggara Luhansk. Pasukan pemberontak tampak mengelilinginya untuk menjarah amunisi.
‘’Ini yang kami lalukan. Mereka kaum fasis bisa melakukan penguatan apa pun tapi kami akan terus melakukan ini. Kami akan berbicara dengan cara kami sendiri,’’ kata salah seorang pemberontak yang dipanggil Pyotr. Ia membawa senapan di satu tangan, sebuah senjata mesin di tangan lainnya. Sabuk berisi amunisi penuh melilit lehernya.
Para separatis mengatakan mereka mendapatkan stok senjata hasil menjarah dari militer Ukraina. Beberapa pekan lalu, mereka menembak jatuh sebuah pesawat kargo militer. Peristiwa ini menewaskan tiga orang. Mereka juga sempat menembak jatuh helikopter Mi-8 pada 29 Mei dan menewaskan 14 orang.
Pada Sabtu, pasukan militer Ukraina rencanakan balas dendam. Mereka menargetkan pos pemeriksaan pemberontak di Luhansk dan sebuah pangkalan militer Ukraina yang sebelumnya diambil alih separatis. Kontributor Aljazirah Kim Vinnel mengatakan perkembangan di lapangan sangat berbahaya.
‘’Separatis mengatakan telah siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi,’’ kata dia. Sementara, kontributor Aljazirah lain Neave Barket mengatakan penembakan terjadi di dekat kota Donetsk.