REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi
Meski aneka menu makanan Jepang sangat menggugah selera, pada dasarnya bahan makanan Jepang hampir tak bisa lepas dari babi, mulai dari kuah ramen, hingga daging isian burger.
Hal ini cukup menyulitkan 150 ribu Muslim Jepang dan satu juta wisatawan Muslim yang berkunjung ke Negeri Sakura tersebut tiap tahunnya.
Bagi umat Muslim, hanya makanan halal yang diperbolehkan untuk dikonsumsi, termasuk kosmetik dan obat-obatan.
Pendiri sekaligus CEO Laboratorium Kyusu yang merupakan warga asli Indonesia Agung Pambudi menemukan banyak produk mengandung babi dan produk-produk lain yang diharamkan Islam setelah pindah ke Fukuoka pada 2011.
Kala itu, Agung Pambudi sedang melanjutkan program studi S-3 di Kyusu University di Departemen Teknik Sumber Daya Bumi.
Sadar akan kesulitan mencari makanan halal, tidak hanya bagi dirinya, juga Muslim lain di Jepang, Agung mendesain Halalminds. Aplikasi ini didesain untuk menunjukkan lokasi dan mengidentifikasi produk halal yang ada di Jepang.
Aplikasi yang dapat diunduh gratis telepon pintar Android ini sudah dapat digunakan sejak 3 April dan dapat digunakan iOS pada 28 April. Fitur utama Halalminds adalah pemindai barcode yang dapat digunakan saat berbelanja makanan.
Saat barcode sebuah produk dipindai, data akan dicocokkan dengan basis data aplikasi yang menyimpan sekitar 500 ribu produk.
Barulah keluar konfirmasi apakah produk yang dipindai itu halal atau tidak. Aplikasi ini berguna, terutama bagi mereka yang tidak bisa membaca huruf kanji.
Aplikasi ini juga dilengkapi lokasi restoran halal, kompas arah kiblat, dan Alquran. Halalminds telah diunduh lebih dari 1.100 kali sejak diluncurkan.
Saat ini, aplikasi baru tersedia dalam versi bahasa Inggris dan bahasa asing pengantar lainnya akan digunakan nanti.