REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi
Menurutnya, pilihan bahasa tersebut untuk saat ini lantaran mayoritas Muslim di Jepang bisa berbahasa Inggris karena kebanyakan mereka juga datang dari Timur Tengah, Malaysia, Indonesia, Bangladesh, dan lain-lain.
“Tapi, kami juga memikirkan penggunaan bahasa lainnya untuk aplikasi tersebut,'' tutur Agung, seperti dikutip techinasia.com, Rabu (21/5).
Agung bersama dua rekannya yang mendirikan Laboratorium Kyusu, Dai Oshiro dan Hironori Goto, mengembangkan dan meluncurkan Halalminds secara swadaya. Proyeknya itu menghabiskan sekitar 2.000 dolar AS dari dana pribadi. “Tapi, memang belum cukup,'' kata Agung.