REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Bupati Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, Ichwan Yunus, menyarankan warganya menahan diri dan tidak terpancing hanya karena tindakan segelintir oknum polisi yang diduga melakukan pengrusakan, pemukulan, dan salah tangkap orang saat mencari pembunuh polisi di Desa Tanjungmulya.
"Saya yakin warga siap menahan diri. Dan tidak terpancing dengan masalah tersebut. karena bahayanya dapat mengganggu Pemilihan Umum Presiden (Pilpres)," kata Ichwan Yunus, di Mukomuko, Senin.
Ichwan mengatakan hal itu setelah menerima keluhan dari warga Tirtamulya, Kecamatan XIV Koto yang merasa ketakutan dan trauma setelah mendengar suara tembakan berkali-kali di wilayahnya, bahkan sejumlah rumah warga dibuka paksa, dan orang dalam rumah dibawa, pascakematian anggota Polsek Kecamatan Kota Mukomuko akibat dikeroyok massa.
Ia mengatakan, dirinya tidak tahu persis masalahnya, tetapi setahunya di sana itu ada wanita nakal, yang hanya pelacuran biasa. Tetapi justru jadi persoalan pertama yang dibawa itu empat orang.
Belakangan, kata dia, polisi membawa orang-orang yang tidak tahu masalahnya itu diangkat. Main tembakan, merusak rumah, dan ada anak SMP yang tidak tahu apa apa malah dipukul dan akhirnya sakit dibawa ke rumah sakit.
Ia mengatakan, yang penting dalam masalah ini hukum harus ditegakkan, yang terbukti bersalah silakan saja, tetapi jangan masyarakat dibawa semua.
"Makanya tindakan hukum harus ditegakkan," ujarnya.
Terkait rumah masyarakat yang rusak, ia minta, supaya polisi dapat mempertanggungjawabkan. Karena perbuatan itu sangat bahaya. Bila perlu nanti dilaporkan ke Kepolisian Daerah Bengkulu.
Kepada Pejabat Camat XIV Koto dan perangkat desa menginventarisir rumah warga Desa Tanjungmulya yang rusak untuk dilaporkan kepada Polda Bengkulu.
Warga Dusun V Desa Tanjungmulya Sukoso mengatakan pada Jumat dini hari (13/6) itu rumahnya didatangi oleh orang-orang pakai senjata api. Mereka masuk dengan cara merusak pintu depan, pintu kamar, dan kaca bagian belakang rumahnya.
Ia mengatakan, mereka datang ke rumahnya mencari orang yang namanya kebetulan sama persis dengan anak saya yang baru saja selesai menikah dan masih pengantin baru.
"Anak saya itu baru saja menjadi pengantin baru, terpalnya saja belum dilepas. Saya yakin anak saya tidak bersalah. Sekarang anak saya itu dibawa ke Polres," ujarnya.
Tidak hanya anaknya, kata dia, keponakannya yang masih kelas satu SMP yang masih tidur di kamarnya dibawa keluar dan dipukuli pada bagian kening dan perutnya.
"Saya baru selesai membawanya berobat ke dokter karena dia mengeluhkan sakit pada perutnya. Karena dia sakit jadi guru yang datang ke rumah mengawasinya ujian akhir sekolah," ujarnya.
Kepala Dusun V Abdul Rosyid berharap, bupati setempat mencarikan solusi agar permasalahan itu tidak menjadi lebih besar lagi.