Senin 16 Jun 2014 18:08 WIB

Sekolah Diminta Deteksi Dini Tawuran Pelajar

Rep: Nur Aini/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pelajar yang terlibat tawuran ditahan petugas kepolisian beserta barang bukti. (Ilustrasi)
Foto: Antara
Pelajar yang terlibat tawuran ditahan petugas kepolisian beserta barang bukti. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman meminta pihak sekolah dapat mendeteksi dini keterlibatan siswa yang tergabung dalam geng sehingga dapat mencegah tawuran. Sekolah juga diminta dapat memutus rantai permusuhan alumni dengan siswa secara persuasif.

"Permusuhan alumni merupakan kasuistis sehingga sekolah harus bisa deteksi dini dengan pendekatan," ujar Kepala Disdikpora Sleman, Arif Haryono, ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/6).

Tawuran pelajar sebelumnya terjadi di tiga wilayah di Sleman yakni di kecamatan Gamping, Depok, dan Pakem. Tawuran terjadi pada Sabtu (14/6) dan Ahad (15/6) dini hari pasca pengumuman kelulusan ujian nasional SMP. Satu orang dilaporkan tewas dalam tawuran.

Tindakan pencegahan tawuran dinilai Arif sudah dilakukan sebelum pengumuman kelulusan SMP. Surat edaran dikirimkan ke kepala sekolah yang berisi permintaan agar sekolah dapat mengumumkan hasil ujian nasional dengan tertib dan mengendalikan perayaan siswa. Konvoi dan coretan ke pakaian seragam harus dicegah sekolah.

Kegiatan pembinaan siswa pun dilakukan dengan pendampingan guru untuk tingkat SMP hingga SMA/SMK. Pendampingan tersebut disertai dengan penguatan pendidikan karakter. "Kami juga bentuk forum komunikasi OSIS SMA/SMK dengan harapan kalau siswa antarsekolah saling mengenal tidak akan tawuran," ujarnya.

Meski demikian, pembinaan siswa agar menghindari tawuran hanya intensif di lingkungan sekolah. Padahal, waktu pelajar lebih banyak dihabiskan di lingkungan keluarga dan masyarakat. "Pembinaan dan pengawasan orangtua sangat penting sehingga keluarga, sekolah dan masyarakat harus kerjasama agar siswa mendapat pendidikan yang baik dan berkarakter," terangnya.

Menanggapi tawuran pelajar, Bupati Sleman, Sri Purnomo meminta Disdikpora mengumpulkan kepala sekolah SMP. Kepala sekolah diminta untuk mengintensifkan pembinaan ke siswa melalui guru Bimbingan dan Konseling. "Kedewasaan anak belum ada karena memang masih remaja, perlu dicari pemecahannya sehingga gejolak seperti ini bisa diredam," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement