REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris mengaku tidak berminat ikut-ikutan sekutunya, Amerika Serikat (AS), menyerang pemberontak di Irak. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menegaskan intervensi militer baik serangan darat dan serangan udara tidak akan menjadi opsi pemerintahnya.
"Sudah sangat jelas itu tidak akan terjadi (serangan udara terhadap pemberontak Irak)," kata Hague seperti dikutip BBC, Senin (16/6).
Persoalan stabilitas keamanan di Irak, lanjut Hague, merupakan tanggung jawab sepenuhnya Pemerintahan Irak berkuasa saat ini. Pemerintah Irak juga bertanggung jawab menggelar rekonsiliasi antarfaksi yang masih bertikai, khususnya Syiah dan Sunni.
Amerika, kata Hague, memiliki kapabilitas dan aset yang lebih memadai dibandingkan Inggris dalam melakukan intervensi di Irak. Meski, saat ini militer AS sudah ditarik dari negeri 1001 malam itu.
Hague juga tidak mengindahkan ancaman Iran yang akan memberi bantuan militer penguasa Irak untuk menghadapi para pemberontak. Iran sejak awal memperingatkan pemberontak untuk tidak mendesak Pemerintah Irak yang akan memaksa mereka ikut turun tangan.
Mantan PM Inggris Tony Blair telah meminta Inggris melakukan langkah-langkah berarti menyusul terjadinya kekerasan lebih dalam di Irak. Menurut Blair, harus ada tindakan-tindakan tegas atas aksi pemberontak Irak yang kini menguasai Mosul.