REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, menyambut bulan suci Ramadhan akan menggelar bazar murah Ramadhan yang akan diselenggarakan 3 -20 Juli mendatang.
"Bazar ini nantinya akan menyediakan sembilan bahan pokok masyarakat dan kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri. Masyarakat bisa membeli barang yang dijual di bazar ini dengan harga yang sudah disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya lebih murah dibandingan di pasaran pada umumnya," Kata Wakil Wali Kota Sukabumi, Ahmad Fahmi di Sukabumi, Senin (16/6).
Menurut Fahmi, bazar murah tersebut nantinya akan diselenggarakan secara bergiliran di setiap kecamatan, sehingga seluruh warga Kota Sukabumi bisa menikmati bazar tersebut dan membeli barang yang dibutuhkan dengan harga yang cukup murah.
Kegiatan ini merupakan agenda rutin dalam menyambut dan merayakan Ramadhan yang juga nantinya akan diikuti kegiatan tarawih keliling ke setiap masjid-masjid, ujarnya.
Selain itu, dengan adanya bazar murah ini tujuannya untuk menekan harga kebutuhan pokok masyarakat yang biasanya melonjak pada saat Ramadan apalagi mendekati Idul Fitri seiring permintaan pasar yang meningkat. Maka dari itu, dengan adanya bazar ini diharapkan bisa menstabilkan harga kebutuhan selama Ramadhan nanti.
"Adapun barang-barang yang akan dibazarkan nantinya seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, gula pasir dan lain-lain yang biasanya banyak digunakan oleh masyarakat selama Ramadhan dan menyambut lebaran," ucapnya.
Di sisi lain, menjelang Ramadhan ini pihaknya terus memantau setiap pergerakan harga kebutuhan pokok dan diakuinya sudah ada beberapa komoditi yang harganya naik, tetapi kenaikan harga tersebut masih bisa dikatakan wajar. Selain itu, Fahmi mengatakan pihaknya belum berencana akan melakukan operasi pasar.
"Operasi pasar ini dilakukan jika harga kebutuhan pokok masyarakat melonjak drastis di atas batas ambang kewajaran, namun demikian pihaknya optimistis harga kebutuhan pokok ini tidak akan melambung karena persediaan dan cadangan barang mencukupi hingga lebaran nanti," kata Fahmi.