REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris William Hague pada Senin (16/6) telah berbicara dengan mitranya dari Iran, Menlu Mohammad Javad Zarif, tentang krisis di Irak. Percakapan telepon Hague dengan Zarif muncul di tengah laporan-laporan bahwa Teheran sedang mempertimbangkan memberikan dukungan militer kepada pemerintah Irak tetangganya yang dipimpin Syiah, yang telah mendapat serangan dari para gerilyawan Sunni.
Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat mengatakan, pembicaraan antara AS dan Iran tentang kemungkinan kerja sama itu mungkin terjadi di sela-sela pembicaraan nuklir di Wina mulai Senin (16/6). Kementerian Luar Negeri Inggris menolak untuk membahas isi dari pembicaraan Haque.
Namun, seorang juru bicara Perdana Menteri David Cameron mengatakan bahwa pemerintah Inggris telah melakukan kontak dengan pemerintah Iran. "Dan, saya pikir itu adalah salah satu hal yang akan dikatakan menteri luar negeri di Majelis hari ini bahwa ia membahas sejumlah isu bilateral, termasuk ini, dengan mitranya dari Iran selama akhir pekan," ujar juru bicara tersebut.
Haque diketahui memberikan laporan singkat kepada Majelis Perwakilan Rendah mengenai situasi itu pada Senin (16/6) petang waktu setempat. Sebelumnya, Hague bersikeras bahwa Inggris tidak akan melakukan intervensi militer untuk membantu Irak melawan kelompok gerilyawan, yang telah membanjiri sangat luas negara itu dalam hitungan hari. "Kami tidak merencanakan intervensi militer Inggris dalam situasi ini," kata Hague kepada radio BBC.
Ditanya apakah Inggris bisa berpartisipasi dalam serangan udara, Hague mengatakan dia tdak bisa lebih menjelaskan bahwa itu tidak akan terjadi. "Amerika Serikat adalah jauh lebih mungkin karena memiliki aset dan kemampuan untuk setiap intervensi luar daripada Inggris," kata Haque.