REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sedikitnya 275 personil militer Amerika Serikat (AS) sedang dikerahkan ke Irak untuk membantu personil AS yang telah berada di sana dan melindungi kedutaan AS di Baghdad. Demikian pernyataan yang disampaikan Presiden Barack Obama, Senin (16/6), dalam sebuah surat kepada para pemimpin Kongres.
"Pasukan telah dikirim untuk tujuan tersebut, melindungi warga negara dan properti AS, jika perlu, dan dilengkapi untuk perlengkapan tempur," tulis Obama dalam suratnya.
"Pasukan ini masih akan tetap berada di Irak sampai situasi keamanan membaik dan bahwa hal itu tidak diperlukan lagi," tambah Obama.
Langkah itu diambil saat para pelaku jihad dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) bertempur dengan pasukan keamanan Irak untuk mengendalikan satu kota strategis di utara Irak, dan Washington kemungkinan berat akan menggelar serangan pesawat tak berawak terhadap gerilyawan. Para pejuang ISIL telah menguasai petak luas wilayah utara Baghdad dalam upaya maju menuju ibu kota Irak yang digempur pekan lalu.
Gedung Putih mengatakan dalam satu pernyataan bahwa personel militer AS akan membantu Departemen Luar Negeri merelokasi beberapa staf kedutaan dari Bagdad ke konsulat di Arbil dan Basra, serta Amman. Gedung Putih menambahkan bahwa kedutaan tetap terbuka, dan bahwa sebagian besar personil untuk tetap berada di Baghdad. "Pasukan memasuki Irak dengan persetujuan pemerintah Perdana Menteri Nuri al-Maliki," kata pernyataan Gedung Putih.