Oleh: Ferry Kisihandi
Doa-doa dilantunkan. Dalam kekhusyukan, Muslim Kashmir memanfaatkan pertengahan Sya’ban untuk menyampaikan harapan-harapannya. Mereka menginginkan ampunan juga masa depan lebih cerah.
“Malam antara tanggal 14 dan 15 Sya’ban merupakan berkah bagi umat Islam,” kata Mufti Tawsif Ahmad Rehimi, pengajar di madrasah ternama, Swa-us-Sabeel Khandipora, Distrik Kulgam, seperti dilansir laman berita Onislam, akhir pekan lalu.
Khatib di Masjid Jami Markazi ini menyatakan, setiap tahun setiap Muslim Kahsmir tak menyia-nyiakan malam yang disebut Nisfu Sya’ban itu. Tak hanya sarat dengan doa, tetapi juga beragam amal kebaikan.
Ulama lainnya, Maulana Mukthiar Ahmad Shah, mengatakan mereka juga saling memaafkan segala kesalahan saudaranya. Dengan demikian, ukhuwah di antara mereka akan semakin erat.
Peringatan itu tak sebatas berlangsung di masjid. Keluarga Muslim Kashmir membawa harapan Sya’ban ke dalam rumah-rumah mereka. Shazia Hassan, seorang warga, mengatakan lilin dinyalakan di masjid dan rumah.
“Kami pun menyiapkan makanan dan minuman untuk diberikan kepada orang lain,” katanya. Ia dan tetangganya mengundang sanak keluarga makan dan berdoa bersama. Termasuk mendoakan mereka yang telah meninggal dunia.
Akram-ul-Hassan Wani, warga Kashmir, menjelaskan, acara saling kunjung ini mempererat silaturahim antarkeluarga dan tetangga. Ada kepercayaan, para arwah keluarga yang telah meninggal hadir saat acara tersebut.
Mereka melihat yang dilakukan anak-anak mereka dan bagaimana diperlakukan oleh orang lain. “Selain doa, Muslim terjaga baik di masjid maupun rumah sepanjang malam,” ujar Hassan Wani.
Anak laki-laki maupun perempuan turut menyemarakkan malam tersebut. Mereka mengisi malam dengan membaca Alquran serta mendoakan ayah, ibu, dan leluhur yang telah meninggalkan mereka.
“Saya semalaman terjaga untuk membaca Alquran dan istighfar. Saya berjanji untuk menjadi lebih baik pada masa selanjutnya,” kata Arfana Rasheed. Ia pun memohon agar Kashmir mewujud menjadi wilayah makmur dan terhindar azab.
Nishar Shafi menggambarkan kegiatan lainnya. Selain doa bersama sepanjang malam di masjid dan rumah, sebagian warga Kashmir berziarah ke makam. Mereka mengunjungi makam para saudara dan mengingat tentang kematian.
Para orang tua, ujar Shafi, mengajarkan kepada anak-anak mereka mengenai pentingnya pertengahan malam Sya’ban itu. Mereka ingin anak-anaknya kelak mengisi malam mulia tersebut dengan doa dan segala laku kebaikan.