REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kekerasan berdarah melanda daerah wisata pantai Sri Lanka, tempat warga Buddha berhaluan keras membakar toko dan rumah untuk malam kedua melanggar larangan ke luar rumah, kata polisi dan penduduk, Selasa.
Saat kekhawatiran internasional meningkat atas kekerasan itu, penduduk kota dilanda kerusuhan itu mengatakan seorang petugas keamanan tewas dalam serangan di dekat kebun milik warga Muslim, yang meningkatkan jumlah seluruh korban menjadi empat orang.
"Lebih dari 12 rumah dan toko dibakar Senin malam," kata sumber polisi kepada AFP dari kota Alutgama yang brpenduduk mayoritas Muslim setelah satu malam kerusuhan oleh para pengikut kelompok garis keras "Kekuatan Buddha".
Ratusan tentara dikerahkan untuk membantu polisi menghentikan aksi kekerasan itu. Kendatipun kerusuhan Senin tidak meluas seperti pada malam sebelumnya, aksi itu terjadi kendatipun diberlakukannya larangan ke luar rumah untuk waktu yang tidak ditentukan.
Penduduk mengatakan sejumlah kendaraan juga dibakar di Alutgama kendatipun tidak ada laporan-laporan aksi kekerasan baru di kota tetangga Beruwala di mana properti juga dibakar, Ahad.
Polisi mengatakan jam malam akan tetap dibelakukan kendatipun penduduk akan diizinkan waktu empat jam untuk ke luar untuk membeli pangan dan kebutuhan lainnya sampai petang waktu setempat (13.00 WIB).
Pihak berwenang menngatakan hampir 80 orang luka parah dalam bentrokan-bentrokan sementara lebih banyak lagi yang cedera. Puluhan rumah, toko dan masjid sebagian atau seluruhnya hancur.
Anggota paling senior Muslim dari pemerintah Presiden Mahinda Rajapakse Senin mengancam akan mengundurkan diri karena keputuan mengizinkan kelompok garis keras Buddha melakukan unjuk rasa di daerah rawan itu, Ahad.
Aksi kekerasan itu meletus setelah seorang biksu terkemuka Buddha mengancam akan menghancurkan kota-kota yang berpeduduk mayoritas Muslim di negara yang berpenduduk mayoritas Buddha itu.
Kepala badan PBB urusan hak asasi manusia Navi Pllay menyatakan cemas bahwa kerusuhan-kerusuhan itu dapat meluas ke daerah-daerah lain dan mendesak Kolombo segera menangkap dan menyeret para pelaku serangan-serangan Ahad itu ke pengadilan.
''Pemerintah harus segera melakukan tindakan untuk menghentikan kerusuhan ini, menghentikan pidato-pidato yang menghasut dan kebencian dan melindungi semua minoritas agama," kata Pillay dalam satu pernyataan.
Amerika Serikat, yang memimpin pengecaman internasional atas catatan hak asasi manusia, juga mendesak dihentikannya aksi kekerasan itu.
(