Selasa 17 Jun 2014 19:05 WIB

Pertempuran Kembali Pecah di Irak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
Pertempuran di Irak
Foto: Reuters
Pertempuran di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan militer pemerintah Irak terlibat dalam pertempuran hebat dengan pemberontak Sunni. Pertempuran ini terjadi di Baquba, sekitar 60 km dari Baghdad yang sempat diambil alih oleh para pemberontak.

Amerika Serikat telah mengerahkan 275 personel militernya guna melindungi para staf kedutaan AS di Tehran. Menurut Perdana Menteri wilayah Kurdish, Irak tidak bisa bersatu lagi. Ia mengatakan akan sulit bagi Irak untuk mengembalikan situasi sebelum militan Sunni menguasai sejumlah kota di Irak seperti Mosul dan Tikrit pekan lalu, serta menguasai Tal Afar pada Senin.

Sumber pemerintah pun mengatakan sejumlah wilayah di pinggiran kota barat Baquba telah dikuasai oleh ISIL sebelum kembali diambil alih oleh pasukan pemerintah dan sekutu milisi Syiah. Sedangkan, beberapa sumber di Baquba mengatakan warga di kota tersebut ketakutan dan beberapa dari mereka telah melarikan diri setelah militan berhasil menguasai sejumlah wilayah.

Baquba pun dipenuhi oleh tentara yang kemudian memukul mundur para pemberontak. Para pemberontak ISIL telah menguasai sejumlah kota dan saat ini menargetkan Baquba. Sedangkan di Tal Afar, dilaporkan sejumlah bala bantuan telah tiba untuk memperkuat pasukan pemerintah yang mencoba kembali mengambil alih kota dari tangan para pemberontak.

Pasukan udara militer Iran pun dilaporkan telah melakukan serangan di daerah itu. Kota yang memiliki penduduk sebanyak 200 ribu orang dari warga Sunni dan Syiah ini berada di antara Mosul dan perbatasan Suriah. Kota ini telah dikuasai pada Senin sore.

Sedangkan, di provinsi Anbar, barat Bagdad, militan Sunni telah menembak jatuh helikopter pemerintah di dekat kota Falluja. Mereka pun mengatakan telah merusak sejumlah tank dalam pertempuran ini. Tak hanya itu, para pemberontak juga mengatakan pasukan militer telah melarikan diri dari pangkalan militer di dekat Ramadi.

Qasem Suleimani, komandan satuan elit pengawal revolusi Iran, dilaporkan berada di Baghdad membantu para pemimpin militer dan milisi Syiah memberantas para pemberontak. Di Vienna, pejabat AS pun menggelar diskusi dengan Iran terkait kondisi Irak dalam pertemuan program nuklir Iran. Namun, pejabat AS membantah laporan adanya kerjasama militer dengan Iran.

Presiden Barack Obama juga telah mengerahkan 275 pasukan militernya ke Irak untuk melindungi warga AS dan mengamankan kedutaan AS di Baghdad. Pasukan AS akan tetap berada di Irak hingga situasi di negara itu pulih. Gedung Putih mengatakan, tugas utama pasukan AS di Irak adalah untuk membantu kedutaan memindahkan staffnya ke konsulat AS di kota Basra dan Irbil.

Obama pun telah mengesampingkan pengiriman pasukan untuk ikut bertempur bersama dengan pasukan Irak. Namun, penggunaan pesawat tanpa awak masih mungkin dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement