Selasa 17 Jun 2014 20:06 WIB

Indonesia Berpacu Memperkecil Degradasi Lahan

Rep: Friska Yolandha/ Red: Asep K Nur Zaman
sebuah mata air di tengah ancaman degradasi lahan
sebuah mata air di tengah ancaman degradasi lahan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Degradasi lahan di Indonesia melaju dengan cepat. Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan mengungkapkan, berdasarkan data pada 2012 jumlah lahan kritis mencapai 27 juta hektare. Terdiri dari 22 juta hektare kategori kritis dan lima juta hektare kategori agak kritis.

"Kerusakan lahan dan hutan menjadi ancaman serius bagi daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sebagai penyangga sistem kehidupan," kata Zulkifli di Jakarta, Selasa (17/6).

Salah satu upaya pemerintah dalam mengantisipasinya adalah dengan mengajak swasta dan masyarakat bekerja sama. Melalui mitra swasta, pemerintah mengharapkan degradasi lahan dapat diperkecil.

Menurut Zulkifli, perusahaan yang menggunakan air dan sumber daya alam sebagai bahan baku utama komoditas usahanya harus ikut bertanggungjawab dalam melestarikan lingkungan. Perusahaan juga perlu menjadi bagian dalam pembangunan DAS mulai dari hulu ke hilir.

Meskipun tahun ini anggaran Kementerian Kehutanan ikut dipangkas dalam rangka penghematan, Zulkifli mengharapkan semangat menyelamatkan lingkungan tidak ikut terkebiri. Di sinilah peran penting swasta, membantu pemerintah meningkatkan fungsi DAS.

Beberapa perusahaan swasta berkomitmen menjaga DAS melalui kerja sama dengan Kementerian Kehutanan, seperti AQUA Grup dan PT Holcim Indonesa Tbk. Sustainable Development Manager PT Tirta Investama Arman Abdul Rohman mengatakan, kerja sama ini merupakan penguatan hukum yang dilakukan perseroan.

Sebelumnya, Tirta Investama telah lama bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan. "Pada praktiknya, kami sudah bekerja sama dengan penanaman lebih dari satu juta pohon. Kami juga megadakan program pemberdayaan masyarakat," kata Arman.

Kerja sama yang baru saja dilakukan dengan Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial serta Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, dilakukan melalui beberapa hal, seperti rehabilitasi daerah tangkapan air di sub-DAS.

Daerah tangkapan air perseroan berada di wilayah konservasi. Sehingga, perseroan bertangungjawab untuk menjaga kelestaiannya. Kerja sama lain yang dilakukan juga berupa pemberdayaan masyarakat sekitar dan sosialisasi tentang DAS.

Perusahaan yang termasuk dalam AQUA Grup ini telah lama melakukan pemberdayaan lingkungan di 17 pabrik milik perseroan. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), perseroan melakukan berbagai kegiatan untuk menjaga lingkungan, seperti akses air bersih bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik. Perseroan juga memberi pemberdayaan usaha mikro, pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sampah.

Bagi AQUA Grup, rehabilitasi lingkungan terutama DAS sangat penting. Sumber air merupakan bahan baku utama perseroan yang perlu dijaga kualitas dan kuantitasnya. "Kami memiliki komitmen lingkungan, termasuk sumber daya air," kata Arman.

Perusahaan dari AQUA Grup yang juga bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan adalah PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo. Kementerian Kehutanan menyatakan, ada beberapa perusahaan lain yang ke depan akan menjalin kerja sama seperti PT Astra Internasional Tbk dan PT Djarum.

Zulkifli Hasan mengingatkan, fakta global bahwa setiap tahun 12 juta hektar lahan menjadi tidak produktif akibat degradasi. Hal ini secara langsung memberi dampak terhadap kehidupan 1,5 miliar orang penduduk dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement