REPUBLIKA.CO.ID, DAMATURU – Sebuah ledakan menyerang para penonton yang tengah menyaksikan pertandingan Piala Dunia di Damaturu, Nigeria utara. Menurut kepolisian, serangan ini dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri menggunakan sepeda roda tiga yang sudah dirakit dengan bom.
“Terdapat ledakan di luar tempat menonton pertandingan bola di Damaturu sekitar pukul 8.15 malam,” kata Sanusi Ruf'ai, komisaris polisi negara bagian Yobe. “Orang-orang kami telah dikerahkan ke lokasi kejadian, tapi masih terlalu dini bagi kami untuk memberikan penjelasan lengkap,” tambahnya.
Dalam ledakan ini, pemerintah belum menyebutkan secara resmi adanya jumlah korban. Namun, menurut laporan Aljazeera, sejumlah rumah sakit menyebutkan beberapa orang telah tewas akibat serangan bom ini. “Para pekerja darurat menyebutkan orang-orang pun menghindari lokasi kejadian karena takut akan terjadi ledakan kedua,” kata koresponden Aljazeera.
Sementara itu, dikutip dari BBC, sejumlah truk pun penuh dengan korban ledakan yang langsung dibawa ke rumah sakit. “Orang-orang yang terluka sangat banyak, saya tidak bisa menghitungnya,” kata seorang pekerja.
Para saksi mengatkan pelaku bom bunuh diri yang menggunakan sepeda roda tiga meledakkan bom ketika warga tengah menonton pertandingan pada Selasa malam. “Truk kepolisian dan militer yang membawa mereka ke rumah sakit telah empat kali bolak-balik mengangkut para korban. Setiap truk penuh dengan korban yang terluka. Dan kebanyakan dari mereka adalah pemuda dan anak-anak,” kata pekerja rumah sakit.
Lanjutnya, kondisi para korban yang terluka akibat ledakan ini sangatlah parah. Aparat militer pun mengutamakan membawa para korban terluka untuk mendapatkan perawatan sebelum kembali ke lokasi ledakan untuk mengumpulkan para korban yang tewas.
Seorang saksi di dekat lokasi kejadian mengatakan mendengar suara ledakan yang sangat besar. Sejumlah warga pun juga mengaku mendengar ledakan kedua. Menurut Mohammed Kurkure Yobe, warga Damaturu, lokasi penyerangan sangat terkenal dan sering dipenuhi oleh warga yang menyaksikan pertandingan.
Hingga saat ini masih belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, pihak pemerintah sepertinya akan kembali menyalahkan Boko Haram.