Puasa Dalam Komunitas Adat (2)

Red: Chairul Akhmad

Rabu 18 Jun 2014 15:14 WIB

Ibadah puasa tak hanya dikenal dalam ajaran Islam. Foto: Yourweightlossaid.com Ibadah puasa tak hanya dikenal dalam ajaran Islam.

Oleh: Fitria Andayani

Selain puasa makanan, terdapat pula sejumlah puasa yang melarang seseorang melakukan beberapa aktivitas tertentu.

Puasa ngebleng, misalnya, menghendaki pelakunya menghentikan segala aktivitas normal sehari-hari. Mereka tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/ kamar, atau melakukan aktivitas seksual.

Waktu tidur pun harus dikurangi. Biasanya, mereka tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam. Pada malam hari, tidak boleh ada satu lampu atau cahaya pun yang menerangi kamar tersebut. Pelaku puasa hanya dibolehkan keluar kamar untuk buang air.

Puasa patigeni hampir sama dengan puasa ngebleng. Namun, pelaku puasa patigeni tidak boleh keluar kamar atas alasan apa pun. Bila ingin buang air, mereka hanya boleh melakukannya di dalam kamar.

Biasanya, puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya tiga hari, tujuh hari, dan seterusnya. Sedangkan, puasa ngelowong melarang seseorang untuk makan dan minum dalam kurun waktu tertentu.

Mereka juga hanya diperbolehkan tidur tiga jam, namun dibolehkan keluar rumah. Puasa wungon lebih ‘kejam’ lagi. Dalam menjalani puasa tersebut, seseorang tidak boleh makan, minum, dan tidur selama 24 jam.

Ada juga puasa yang melarang pelakunya untuk duduk selama 12 jam. Puasa ini dikenal dengan puasa tapa jejeg. Kejawen juga mengenal puasa lelono dimana pelakunya harus berjalan kaki dari pukul 12 malam sampai pukul tiga dini hari.

Masyarakat Kejawen mengenal pula puasa ngalong. Puasa ini dilakukan dengan bertapa dalam posisi tubuh yang aneh seperti kalong. Mereka harus menggantung di dahan pohon dengan kaki di atas dan kepala di bawah.

Saat menggantung, mereka dilarang banyak bergerak. Puasa ngeluwang lebih aneh lagi, mereka harus bertapa dengan dikubur di kawasan makam atau tempat yang sangat sepi.

Terpopuler