Kamis 19 Jun 2014 06:55 WIB

Perdagangan Satwa Liar Meningkat, Ini Penyebabnya

Red: Hazliansyah
Kulit harimau, barang bukti hasil operasi satwa liar ilegal.
Foto: MATOA
Kulit harimau, barang bukti hasil operasi satwa liar ilegal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya permintaan dari luar negeri dalam kurun waktu dua tahun terakhir telah memicu peningkatan perdagangan satwa dan tanaman liar di Tanah Air.

"Tren wildlife crime (perdagangan satwa dan tumbuhan liar) semakin tinggi karena kayu semakin sulit didapat," kata Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan (Kemhut) Sonny Partono dalam diskusi Walhi "Efektivitas Penegakan Hukum di Sektor Kehutanan" di Jakarta, Rabu.

Alasan lain tren perdagangan satwa dan tumbuhan liar semakin meningkat, menurut dia, karena permintaan semakin meningkat pesat. Jalur-jalur laut, darat, dan udara digunakan sebagai pintu keluar untuk membawa satwa dan tumbuhan liar keluar negeri. 

"Tren meningkat karena ada permintaan. Kalau pernah lihat pemutih wajah dengan simbol P dalam lingkaran, itu pengulin dari hewan trenggiling, itu yang sekarang diburu besar-besaran di Kalimantan," ujar Sony.