REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) meminta umat Islam mempersiapkan diri memasuki Ramadhan. Kurang dari dua pekan lagi bulan suci datang. ’’Bukan hanya fisik tetapi juga ilmu,’’ kata Juru Bicara HTI Ismail Yusanto, Selasa (17/6).
Kesiapan ilmu merupakan jalan untuk mendapatkan berkah Ramadhan. Sedang persiapan fisik bakal memperlancar umat Islam menjalankan segala kegiatan. Sebab selama bulan puasa membutuhkan energi besar menjalaninya.
Ia menekankan agar setiap Muslim bergembira menyambut Ramadhan. Sebab, ini merupakan bulan istimewa dari dua belas bulan yang ada. Di sisi lain, ia juga meminta pemerintah bertindak tegas atas hal yang mengusik kenyamanan.
Di antaranya, tontonan televisi. Selama Ramadhan mestinya program yang disuguhkan bernuansa religi. Selain itu, tempat hiburan sebaiknya ditutup pula. ‘’Jadi tak hanya dibatasi jam pengoperasiannya tetapi ditutup,’’ katanya.
Dalam menyambut Ramadhan, HTI berencana melakukan tahrib pada 22 hingga 27 Juni di seluruh Indonesia. Kegiatannya mencakup tabligh akbar dan pawai menyambut bulan suci Ramadhan.
Seluruh kegiatan ini berasal dari iuran anggota. Saat memasuki Ramadhan, jelas Ismail, HTI juga akan melakukan penghimpunan zakat.
Wakil Ketua Panitia Amaliah Ramadhan Masjid Istiqlal Wahyono mengatakan banyak program selama Ramadhan. Bahkan panitia pun menyiapkan dana Rp 2 miliar untuk membiayainya, lebih besar dari tahun lalu yakni Rp 1,7 miliar.
Semua dana berasal dari sumbangan masyarakat. ‘’Kami himpun melalui tromol-tromol selama setahun,’’ kata Wahyono. Dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan Ramadhan hingga Idul Fitri.
Pengeluaran terbesar untuk takjil bersama sebanyak 3.000 jamaah selama sebulan. Paket takjil Rp 12.500 x 3.000 jamaah x 30 hari. Saat ini, kata Wahyono, takmir masjid sudah mulai membersihkan sejumlah fasilitas.
Di antaranya kantor utama masjid, tempat wudhu, dan perangkat ibadah. Ada pula perbaikan penerangan, sistem air yang meliputi pipa dan mesin, serta perbaikan sistem pengeras suara.
Dalam proses pembersihan taman, ada beberapa pohon yang ditebang. "Sebenarnya nggak bagus sih ya. Tapi ternyata kalau dari jalan masjid ini tidak terlihat karena tertutup pohon." kata Wahyono. Menurut dia, biaya persiapan fisik ini tidak besar.
Anggarannya sekitar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Komponen biaya lain yaitu dana operasional yang meliputi insentif petugas, pembawa acara, penceramah Subuh dan Tarawih, anggaran bahan bakar, dan anggaran tak terduga.
Persiapan lain yang membutuhkan biaya adalah publikasi. Di antaranya publikasi jadwal imsakiyah, buku panduan puasa, bimbingan praktis ibadah puasa untuk jamaah, serta kalender.