REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat Indonesia (BMI) berencana menjaga rasio pendanaan pembiayaan (FDR) di bawah 100 persen. Apalagi Muamalat memiliki dana outstanding sukuk senilai Rp 1,5 triliun.
Direktur Keuangan dan Operasional BMI, Hendiarto mengatakan perseroan menjaga FDR di level 96 persen. Hal ini karena saat ini belum ada aturan GMW LDR bagi syariah.
Sementara, BMI masih memiliki dana sukuk sebesar Rp 1,5 triliun dan refinancing sebesar Rp 1,5 triliun. ''Kalau dua itu dimasukkan (FDR) kira-kira sebesar 90 persen,'' ucap dia, Kamis (19/6).
Untuk pembiayaan hingga Mei 2014 sebesar Rp 43,3 triliun, aset Rp 57 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 44,8 triliun. Ia menambahkan memasuki semester kedua, dunia perbankan berharap pemilihan presiden lancar. Sehingga sentimen lebih positif dan dana asing kembali masuk.
Hal ini menciptakan kondisi yang lebih baik dan likuiditas jadi terjaga. Bank pun bisa berekspansi ke sektor yang selektif. ''Sektor yang tumbuh dan menjadi acuan, seperti ekspor, tradefinance, sektor konsumsi, KPR, dan sektor yang terkait dengan UMKM,'' papar dia.