REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah detasemen kecil tentara Australia akan dikirim ke Irak guna membantu memperkuat keamanan di Kedutaan Australia di Baghdad. Tindakan sama sebelumnya dilakukan Amerika Serikat yang mengumumkan akan mengirim kira-kira 250 tentara untuk melindungi Kedutaannya di Ibu Kota Irak itu.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, belum ada permintaan bantuan dari Irak, tapi kalau ada, Australia akan berusaha "membantu".
Di tahun 2004 Kedutaan Australia dipindahkan ke 'zona hijau' yang lebih ketat penjagaannya di Baghdad setelah terjadi serangkaian ledakan bom mobil di dekat gedung kedutaan yang lama.
Departemen Pertahanan Australia di tahun 2010 mentransfer tugas sekuriti di Kedutaan Baghdad dari tangan tentara Australia ke sebuah konraktor swasta, yang mempekerjakan paramiliter dan veteran tentara Chile.
Presiden AS Barack Obama sebelumnya mengumumkan, tim penasehat militer AS juga akan membantu Irak melawan ancaman dari Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) serta sekutu-sekutu Sunninya, yang telah merebut banyak daerah di Irak utara dalam dua minggu terakhir.
Kata Obama, tim-tim AS mungkin dapat membentuk beberapa pusat operasi gabungan di Bagdad dan dekat Mosul, kota terbesar kedua Irak yang jatuh ke tangan pemberontak ISIS minggu lalu.
Menurut Obama, "nasib Irak tidak menentu" dan baik untuk masa depan kalau Washington membantu Irak melawan ISIS, yang pada akhirnya mungkin akan menjadi ancaman bagi Barat.