Jumat 20 Jun 2014 19:26 WIB

Kemenparekraf: Tokoh Adat Berperan Tekan Prostitusi di Lokasi Wisata

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Hazliansyah
Pelecehan seksual anak (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pelecehan seksual anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebut banyak oknum yang memanfaatkan tempat wisata sebagai lokasi prostitusi. Bahkan dalam praktiknya, tidak sedikit yang menempatkan anak di bawah umur sebagai komoditas.

Pemerintah pun terus berusaha menekan angka prostitusi di lokasi wisata.

Pejabat Eselon II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sri Budiarti mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan terus melakukan sosialisasi bahwa tindakan tersebut melanggar hukum.

''Serta masyarakat yang ada disini (sekitar lokasi wisata) untuk mendukung serta lewat tokoh adat,'' kata dia, Jumat (20/6).

Ia menjelaskan, pemerintah dan masyarakat menjadi gugus terdepan dalam mencegah pelanggaran wisata seks anak.

Sri juga meminta kepada para pengusaha hotel melaporkan pengunjung yang dicurigai menjadikan anak sebagai komoditas seksual.

''Termasuk para pengusaha, jika ia curiga ada hal itu, ia harus melaporkan ke polisi,'' kata dia.

Menurut Sri, dengan adanya laporan, polisi akan mudah melakukan penindakan karena adanya bukti awal tersebut.

''Setiap tempat pariwisata kemungkinan besar ada kegiatan seperti itu,'' kata dia.

Pencegahan wisata seks anak bukan tanpa kendala. Sri mengatakan, tantangan pemerintah ialah belum terbukanya para pengusaha hotel di tempat pariwisata dalam kegiatan seperti itu.

''Jadi kita tidak tahu apa persoalan mereka,'' kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement