REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail mengatakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, umat Muslim harus mempersiapkan mental dan spiritual.
Persiapan mental, ungkap ketua umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), sangat penting. ''Persiapan mental untuk puasa dan ibadah lainnya sangat penting,'' ungkap kiai Satori kepada Republika awal pekan ini.
Apalagi, sambung doktor dari Universitas Islam Madinah, Arab Saudi ini, saat menjelang hari-hari terakhir Ramadhan, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dan lain-lain, sangat memengaruhi umat Muslim dalam menunaikan kekhusu’an ibadah Ramadhan.
Sedangkan persiapan ruhiyah (spiritual), kata kiai Satori, dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, saum sunnah, dzikir, do’a dan lain-lain.
Dalam hal mempersiapkan ruhiyah (spiritual), Rasulullah SAW mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra.
Aisyah ra berkata: ”Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR Muslim).
Selain persiapan mental dan spiritual, jelas kiai Satori untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, umat Muslim juga harus memiliki persiapan fikriyah atau persiapan akal.
Kiai Satori kemudian menjelaskan apa yang disebutnya dengan persiapan fikriyah atau persiapan akal itu. Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan.
''Banyak orang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka,'' jelasnya mengingatkan.
Kesiapan lainnya yang harus dipersiapkan umat Muslim menyambut Ramadhan, adalah persiapan fisik dan materi. ''Seorang muslim tidak mampu berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit,'' ujarnya.
Karena itu, sambung kiai Satori, umat Muslim dituntut menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. ''Rasulullah SAW mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan,'' jelasnya.