Sabtu 21 Jun 2014 11:57 WIB

Sering Diserang Demonstran, Menteri Australia Tambah Pengawalan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan para pengunjuk rasa berhak menyuarakan aspirasinya namun harus beretika. Pernyataan Abbott  disampaikan menyusul aksi penyerangan kendaraan yang ditumpangi Menlu Australia, Julie Bishop oleh seorang pemuda di Melbourne belum lama ini.

Karena itu pula Abbott lantas mengelurkan kebijakan penambagan pengawalan bagi para menterinya. "Hal-hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, saya kira itu bukan kebiasaan di Australia membungkam warga, melarang orang mengunjungi sebuah tempat untuk melakukan tugas,” katanya, baru-baru ini.

"Kita ini negara bebas dan demokratis, warga Australia bebas mengungkapkan pendapatnya, mereka bebas untuk berunjuk rasa.”

"Mereka harus seperti itu, kita harus melakukannya dengan cara-cara yang adil, yang saling menghormati dan tampaknya sejumlah orang dalam aksinya hari ini melampaui batas-batas tersebut,”

Abbott memastikan sejumlah menterinya terpaksa menggunakan jasa keamanan tambahan untuk mengawal mereka selama beberapa pekan terakhir. Menyusul maraknya serangan protes terhadap pemerintah.

Cerita penyerangan Juli Bishop bermula ketika seorang pengunjuk rasa mengejar dan melempari mobil yang dikendarai Menteri Luar Negeri Australia ketika meninggalkan forum C20 di Universitas Melbourne. Polisi berhasil menangkap pelaku dan menahannya.

Pelaku asal Coburg berusia 29 tahun sempat memukul kendaraan yang digunakan Menteri Luar Negeri Julie Bishop dengan bendera. Aksi pemuda ini akhirnya berhenti setelah dilumpuhkan petugas kemudian diborgol dan dibawa pergi ke markas kepolisian.

Insiden ini terjadi ketika Bishop meninggalkan forum C20, dimana ia memberikan pidato dihadapan pemimpin dunia dari berbagai sektor  baru-baru ini. Terermasuk HAM, pelayanan sosial dan masalah lingkungan. Sekitar 20 aktifis sebelumnya berusaha masuk kedalam forum, namun jalannya forum tersebut berhasil diamankan.

Sementara itu penangkapan laki-laki yang menyerang Bishop memicu protes dari sejumlah aktifis lainnya yang mulai meneriakkan yel yel ‘ini kampanye damai! "Kami di sini hendak memperjuangkan pendidikan kami!’ teriak laki-laki itu kepada juru warta yang dilewatinya ketika digiring petugas..

"Pemerintahan ini adalah pemerintahan  yang ingin membagi dua pendidikan di negara ini, yaitu pendidikan untuk orang kaya dan pendidikan untuk orang miskin,” tambahnya.

Kepolisian Victoria mengatakan pihaknya sudah menginterogasi laki-laki itu dan membebaskannya, penahanannya ditangguhkan.

 Juru bicara oposisi, Chris Bowen mengatakan tindakan menteri Abbott yang menggunakan jasa pengawalan ekstra itu memang diperlukan.

"Semua menteri tentu saja harus dapat bergerak bebas di sekeliling warga namun dari waktu ke waktu orang-orang di sekitarnya perlu diwaspadai dan oleh karena itu menteri perlu perlindungan pribadi di sekitar mereka,” katanya.

 

"Itu terjadi di bawah pemerintahan sebelumnya, dan akan menjadi kasus di bawah ini pemerintah yang sekarang  dan juga  pemerintah di masa depan

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement