Sabtu 21 Jun 2014 01:08 WIB

Kazakhstan, Islam Berakar Kuat dalam Tradisi (1)

Muslim Kazakhstan saat menjalankan shalat Jumat.
Foto: themoscowtimes.com
Muslim Kazakhstan saat menjalankan shalat Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

Bibit radikalisme tumbuh seiring represivitas pemerintah.

Untuk sebuah negara dengan luas daratan sekira 2,7 juta kilometer persegi, populasi Kazakhstan sebanyak 17 juta jiwa pada 2012 agaknya memang sedikit.

Maka, tak mengherankan, dengan kekayaan alam berupa potensi tambang batu bara, emas, dan minyak bumi, warga Kazakhstan relatif sejahtera.

Islam masuk di Kazakhstan pada abad ke-8. Ajaran Islam tampaknya relatif mudah diterima berbagai etnik yang kala itu masih nomaden.

Layaknya negeri bekas jajahan Uni Soviet, kebijakan antiagama yang pernah bertahan sejak 1920 hingga 1991 membuat Islam tumbuh perlahan pada masa itu, demikian tulis Rosemary Pennington dalam artikelnya, The Islamic Renaissance of Kazakhstan.

Pascakemerdekaan, Muslim Kazakhstan yang menjadi mayoritas bisa lebih leluasa menunjukkan identitasnya. Namun demikian, butuh usaha lebih mengenalkan generasi muda Islam Kazakhstan dengan agamanya.

Sebab, pemuda Islam Kazakhstan baru mulai menjalankan kewajiban mereka sebagai Muslim pada usia antara 15 dan 20 tahun. Bukan karena mereka tak menyadari mereka Muslim, melainkan karena kurangnya pengetahuan.

Wilayah yang luas ini merupakan rumah bagi sejumlah etnik pemeluk Islam selain Kazakh, seperti Uzbek, Uighur, Tatar, Kirghiz, Bashkir, Tajik, Azerbaijan, Dungan, Turk, Chechen, dan Ingush. Mayoritasnya merupakan Muslim Suni.

Dalam artikel The Islamic Situation in Kazakhstan di laman The Daily Journalist, akademisi Al-Farabi Kazakh National University, Saniya Edelbay, menulis jumlah masjid di Kazakhstan kian bertambah.

Semasa kekuasaan Soviet hingga 1991 yang hanya berjumlah 63 buah, kini sudah mencapai sekitar 2.500 masjid.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement