REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -– Presiden Rusia Vladimir Putin menyuarakan dukungannya pada rencana gencatan senjata yang diajukan Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Sabtu (21/6).
Namun, gencatan senjata harus dilakukan atas dasar pembicaraan atau kesepakatan secara langsung dengan separatis di Ukraina timur. Hal ini, menurutnya bisa mencegah pemberontakan lebih lanjut dari separatis.
Kremlin mengeluarkan pernyataan tersebut pascaserangan yang dilakukan pemerintah Kiev karena separatis menolak meletakan senjata. Setelahnya pada Jumat malam, menurut pasukan pemerintah, separatis balik menyerang pangkalan militer dan pos pemeriksaan Ukraina.
Kremlin mengatakan, Putin percaya rencana gencatan senjata tersebut tidak seharusnya menjadi ultimatum bagi pemberontak. Menurutnya, langkah ini akan menjadi logis dan realistis untuk dilakukan jika pemerintah memulai pembicaraan dengan mereka. Namun, Poroshenko menolak melakukan dialog langsung dengan para pemimpin separatis.
‘’Gencatan senjata harusnya membuka peluang untuk memulai negosiasi dan kesepakatan politik dengan separatis,’’ kata Putin dikutip dalam pernyataan Kremlin, dikutip Reuters. Ia menyerukan semua pihak terkait harus duduk bersama di meja perundingan.
Poroshenko sendiri sedang berupaya menekan langkah diplomatik untuk melancarkan rencananya. Pada Jumat, ia mengeluarkan pernyataan sepihak terkait gencatan senjata. Ia mengatakan gencatan senjata akan berlangsung selama satu minggu, tanpa meminta tanggapan dari separatis.