Ahad 22 Jun 2014 15:11 WIB

Militan Irak Ambil Alih Pos Perbatasan Suriah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Joko Sadewo
ISIL
Foto: Reuters
ISIL

REPUBLIKA.CO.ID, ANBAR –- Militan ISIL telah mengambil alih pos perbatasan antara Irak-Suriah. Menurut sumber keamanan, para militan ISIL tersebut awalnya bergerak ke kota al-Qaim pada Jumat dan memukul mundur pasukan keamanan.

Setelah para penjaga perbatasan mendengar al-Qaim telah jatuh ke tangan musuh, mereka pun meninggalkan pos dan kemudian dimasuki oleh para militan. Sameer al-Shwiali, penasehat media komandan pasukan anti-teroris Irak, mengatakan pasukan Irak pun masih mengendalikan kota al-Qaim.

Al-Qaim dan Albukamal merupakan rute pasokan strategis. Tiga tahun perang sipil di Suriah pun telah menyebabkan sebagian wilayah Suriah timur dikendalikan oleh militan Sunni, termasuk persimpangan Albukamal-Qaim. Gerbang Albukamal dikendalikan oleh jaringan al Qaeda Suriah, Nusra Front, yang bentrok dengan ISIL. Namun terkadang mereka sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

Kepala kelompok pengawas Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdulrahman, mengatakan ISIL telah memukul mundur Nusra Front keluar dari berbagai wilayah di timur Suriah dalam beberapa akhir ini. Pengambilalihan wilayah al-Qaim pun akan membuat mereka bergerak cepat ke wilayah Suriah.

Menurut Abdulrahman, ISIL telah mengendalikan wilayah di sekitar gerbang Albukamal. Sedangkan, dunia internasional pun terjebak dalam kebuntuan untuk mengatasi krisis di Irak dan Suriah.

Sementara itu, Syiah Iran mengatakan pihaknya tidak akan ragu untuk melindungi  kuil Syiah jika diminta oleh Baghdad. Namun Sunni di Arab Saudi telah memperingatkan Teheran untuk tidak mencampuri krisis di Irak.

Sementara itu, Presiden Barack Obama telah menawarkan 300 penasehat khusus militernya untuk membantu pemerintah Irak kembali mengambil alih wilayah yang dikuasai oleh ISIL dan kelompok bersenjata Sunni lainnya. Namun, ia menolak permintaan Irak untuk melakukan serangan udara.

Justru, Obama pun menyerukan Perdana Menteri Nuri al-Maliki untuk mengatasi perbedaan sektarian yang ada di Irak. Pertempuran ini telah membuat Irak terbagi-bagi. Kurdi pun telah melakukan ekspansi wilayahnya di timur laut, termasuk wilayah minyak Kirkuk yang dinilai sebagai bagian dari Kurdistan. Sedangkan, kelompok Sunni telah menguasai wilayah di Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement